24- Mulai Peduli.

621 55 1
                                    

Happy reading!

Jangan lupa vote dan komen:)

•••


"Woi! Dirla berantem tuh sama anak kelas sebelah!" Seru seorang cowok dari arah pintu tiba-tiba, membuat seisi kelas menatapnya.

Detik berikutnya, suara riuh terdengar. Pintu yang tadinya lenggang kini terpenuhi dengan banyaknya murid, mereka berdesakan di ambang pintu untuk melihat apa yang terjadi.

Lira yang barusan sampai di kelas, sontak menoleh kebelakang.

Benar, temannya itu belum berangkat.

Dia segera beranjak dengan tas masih di kenakannya, berlari menerobos kerumunan di ambang pintu.

Tidak beda dengan Apip, gadis itu melempar novelnya asal lalu berlari mengejar Lira.

"Dir! udah!" Seru Lira saat berhasil mendesak, melihat Dirla dan seorang cewek yang di ketahui anak kelas sebelah sedang adu mulut.

"Heh! Lo tuh jangan asal nuduh dong!" Dirla mendorong bahu cewek itu keras.

"Apa lo?! Ha?! Gue nggak salah nuduh, ya! Jelas-jelas tadi lo yang ngaduin gue ke guru BK!" Tuding cewek itu.

"Lo tuh keras kepala banget ya! Gue udah bilang bukan gue pelakunya!"

"Tapi gue liat dengan mata gue sendiri! Ngaku lo! Dasar pengecut!"

Dan terjadilah aksi saling menjambak satu sama lain.

Teriakan beberapa murid serta seruan terdengar bergemuruh memenuhi ujung koridor, membuat kejadian itu semakin ribut.

Lira semakin panik di buatnya.

"Dir! Udah dong! Lo ngapain ngurusin dia, sih?!" Apip muncul, berusaha melepas tangan Dirla dari rambut cewek itu.

"Gue nggak segan-segan rontokin  rambut lo ya, sekarang!" Ancam Dirla menarik lebih keras rambut cewek itu.

"Berani lo?!" Tantang cewek itu.

Saat akan mendorong Dirla, gadis itu sudah menghindar. Membuat Lira yang baru saja akan menarik Dirla untuk menjauh menjadi sasarannya.

Tubuh Lira terdorong dan menabrak tembok dengan keras.

"Lira!" Seru Apip dan Dirla seketika.

Dirla mantap cewek yang berantem dengan nya tadi sekaligus orang yang mendorong Lira.

"Apa-apaan lo dorong temen gue?!" Sungut Dirla.

"Ya salah dia sendiri lah! Siapa suruh ikut campur!" Ucapnya tanpa bersalah.

"Gila lo ya! Katanya murid terbaik dan berprestasi. Tapi kenyataannya apa?! Yang lo lakukan tadi itu udah nunjukin gimana sifat asli lo. Lo sadar nggak? Kalau secara nggak langsung lo udah meerusak image lo sebagai murid berprestasi?!" Ucap Dirla menggebu-gebu.

Cewek itu semakin tersulut emosi mendengar perkataan Dirla barusan. Saat Dirla akan berbalik, dengan cepat cewek itu menarik bahu Dirla agar kembali menghadapnya dan...

Plak!

"Berani banget ya lo ngomong gitu ke gue! Ha?!"

Dirla mendesis menahan perih di pipi kanannya. Dia menatap tajam lawannya.

"Kenapa?! Gue nggak takut sama lo!"

"Ada apa ini?! Bubar semua!!" Suara bariton itu mampu membuat kerumunan itu menghilang secara cepat.

Semua murid lari terbirit-birit ke kelasnya masing-masing, menyisakan Apip, Dirla, Lira dan cewek yang ribut dengan Dirla.

"Kenapa ini?! Kenapa semua murid tadi bisa berkerumun disini?!" Tanya guru itu. Matanya menajam menatap satu-persatu ke-empat murid di depannya.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang