Selamat membaca 💜
-
-Lira keluar dari kelas dengan tumpukan buku ditangannya, gadis itu berdecak beberapa kali saat rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya.
"Lira, cepet dong! Gue harus pulang nih!"
Lira mendengus, menatap Anna yang sudah pergi terlebih dahulu dengan membawa setengah buku juga.
"Ya emang lo doang yang pengen pulang?! Gue juga lah!" Lira menggerutu sepanjang jalan.
Lagian Lira heran, kenapa dia yang disuruh mengembalikan buku padahal hari ini bukan jadwal piketnya. Guru kelas yang menunjuknya tadi, jadi Lira tidak bisa menolak.
"Kenapa lagi mesti gue? Kan yang lain ada."
Lira masih menggerutu, lalu dia tersentak saat seseorang mengambil alih buku ditangannya.
"Kalo gak mau ya bilang, jangan ngomel mulu dibelakang."
Lira mengernyit tidak setuju, namun tetap mengikuti langkah cowok itu ke perpustakaan.
"Bilang sama siapa? Lo gitu?"
"Kenapa enggak?"
Lira mencibir, padahal saat Andra tahu dirinya disuruh membawa tumpukan buku itu, cowok itu hanya diam. Menatapnya sesaat lalu kembali mengobrol dengan Aldo.
.
Setelah selesai mengembalikan buku, saat keluar dari perpustakaan keduanya melihat Anna yang masih berdiri didepan pintu."An, lo gak pulang?"
Bukan, bukan Lira yang bertanya, tapi Andra.
"Gue nunggu jemputan." balas Anna. Gadis itu menurunkan ponsel yang semula dia dekatkan ke telinga.
"Bareng gue aja, nunggu didepan." ujar Lira. "Gue juga nunggu jemputan kakak gue." Jelas Lira saat Anna menatapnya bingung.
"Dia pulang sama gue, An."
Lira melotot, tidak terima pada ucapan Andra barusan.
"Kata siapa? Gue dijemput kakak gue kok!"
"Kata gue. Nanti gue izin sama kakak lo, kalo lo pulang sama gue."
"Apaan si Dra? Gue kan--"
"Sori, gue duluan ya. Udah dijemput." ucap Anna sesaat setelah melihat layar ponselnya.
Tanpa menunggu persetujuan kedua orang di depannya, gadis itu segera pergi.
"Ayo pulang."
"Lo tuh...mikir gak sih? Entar dia nyangka gue sama lo ada apa-apa." protes Lira, namun dia ikut saja saat Andra menarik tangannya menuju parkiran.
"Apanya yang lo khawatirin kalo dia tau? Biarin aja," ujar Andra santai.
Lira hampir saja ingin berucap, namun tidak jadi saat Andra memakaikan helm di kepalanya.
"Cerewet banget daritadi, ayo naik."
"Gak! Nanti kakak gue nyariin," Lira menolak, Andra tidak jadi menaiki motornya, dia jadi duduk menyamping di jok motor menghadap Lira.
"Yaudah, kita tungguin sampe kakak lo dateng, sekalian gue minta izin bawa lo pulang bareng gue." putus Andra.
"Emang lo berani?" Tanya Lira meragukan.
"Kenapa enggak? Kakak lo udah kenal gue, gak sulit buat dia ngasih izin,"
Iya juga. Kenapa Lira merasa bodoh sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...