25- Perhatian.

628 52 1
                                    


Hai,,,

Masih ada yang nungguin cerita ini nggak?

Cuma nanya kok, nggak perlu jawab:)

vote dan komen ya, hargai author^^

Terimakasih...
-

-Andra-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Andra-

Happy reading!!

•••

Lira baru menyimpan peralatan sekolahnya ke dalam tas, karena kelas sudah bubar sejak 5 menit yang lalu. Saat mendongak pandangannya berhenti pada Andra yang kini sudah berjalan ke luar kelas.

"An--"

"Lira, tolong lo bawa buku absensi ke ruang guru ya, gue aja yang piket nyapu kelas." Kata seorang cewek yang barusan menghampirinya.

Lira mengurungkan niat memanggil Andra. Hampir lupa jika hari ini piket.

Padahal niatnya ingin meminta bantuan Andra untuk membawakan tas beserta beberapa buku Dirla ke ruang BK. Karena sejak jam istirahat terakhir, Dirla sudah tidak ada dikelas, temannya itu sedang disidang diruang BK karena pertengkarannya dengan anak kelas sebelah kemarin hari.

Jadi, sebelum beranjak dia menyempatkan mengirim pesan ke Andra. Dia yakin Andra masih di kawasan sekolah.
__

Lira: Andra tolongin gue!! Plisss...cuma lo harapan gue satu-satunya.
__

Lira tertawa dalam hati.

Dia selalu mengandalkan Andra di situasi seperti ini. Karena memang Andra satu-satunya teman cowok yang bisa dia andalkan di kelas. Meskipun keduanya jarang terlihat akur.

"Habis ini gue langsung izin pulang ya, ada urusan." Kata Lira saat sedang mengambil buku absensi di meja guru.

Hanin, cewek yang tadi sempat menghampirinya mengacungkan ibu jari.

"Sip!"

"Lira, Dirla belum balik, ya?" Tanya teman kelasnya yang lain, yang masih piket.

Lira mengangguk. "Iya nih, gue juga mau kesana habis ini, bawain tasnya."

"Sila emang suka cari masalah dia, pinter sih iya, tapi sukanya bikin keributan mulu." Hanin berdecak.

Teman lainnya lagi menyahut. "Dia tuh sebelum di drop out nggak bakal kapok."

Lira tidak mendengar lagi perbincangan teman kelasnya tentang Sila, si anak pintar kelas sebelah. Dia memilih segera pergi ke ruang guru.

•••

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang