###
Lira baru saja keluar dari ruang guru bersama Andra setelah bertemu dengan pak Randy. Keduanya berjalan menuju kelas."Dra, lo yakin gak nilai gue bisa sampe kkm?" Tanya Lira dengan wajah kegerahan karena sepuluh menit yang lalu mereka baru saja selesai pengambilan nilai untuk basket.
"Kenapa?"
"Gue ngerasa tadi gak maksimal banget mainnya,"
"Ya gak papa, yang penting lo udah penilaian."
Lira mengangguk mengiyakan.
"Kepala lo gak sakit lagi kan?" Tanya Andra tiba-tiba.
Refleks Lira meraba dahinya sendiri.
"Emang kenapa?""Lo kan kemarin pingsan kena bola, ya siapa tau masih kebawa sakitnya sampe sekarang."
"Gue gak selemah itu kali," timpal Lira sengit.
"Siapa tau gitu, tadi kan lo juga habis loncat-loncat," Andra menatapnya sekilas. "Gue masih penasaran lo bisa kena bola sampe pingsan,"
Lira tampak berpikir, namun sebenarnya dia hanya mencari alibi. Mana mungkin dia mengatakan jika waktu itu dirinya memperhatikan Andra, dan karena itu dia tidak fokus.
"Gak tau gue, lupa." Jawabnya kemudian.
"Ingatan lo lemah banget, baru juga kemarin kejadiannya."
"Gak penting juga gue inget," sahut Lira, yang sebenarnya ingin menyudahi pembicaraan mengenai sebab dirinya yang pingsan.
"Habis ini ulangan matematika, ya?" Ujar Lira mengubah topik pembicaraan.
Dahi Andra mengerut. "Bukannya cuma lo yang ulangan susulan? Setahu gue hari ini yang ikut remedi sama yang susulan doang, gak ada ulangan lagi."
"Kok gitu?"
"Ya emang gitu,"
Lira masih sibuk dengan pikirannya. Langkahnya memelan. Kenapa hanya dia saja yang ikut ulangan susulan?
"Lo ngapain masih disini bego, udah bel masuk!" Andra menarik kuciran rambutnya, membuatnya memekik seraya berjalan mundur.
"Lepasin bego!"
Tangan Andra terlepas, Lira menatap cowok itu tajam.
"Lo boongin gue ya? kenapa hari ini cuma gue yang ikut ulangan susulan? Terus Dirla kenapa gak ikut juga?" Tanyanya beruntun.
"Dirla udah ikut kemarin hari waktu lo masuk uks karena Wily." Jawab Andra malas.
"Bukan karena Wily gue pingsan!" Tungkas Lira tidak terima.
"Terserah lo."
***
"Santai aja kali, muka lo panik amat,"
Lira mendelik ke Andra. "Mana bisa gue santai?! Hasil ulangannya di bagiin sekarang, lah nilai gue?! Duh...mampus gue kalo ketahun nyokap nilai gue anjlok!" Gerutunya.
"Makanya belajar. Udah tau ulangan malah asik baca novel." Tutur Andra.
Bukannya diam membenarkan ucapan Andra, Lira memilih menutup telinganya dengan headset.
"Ya kan, gue males banget buat belajar, apalagi matematika." Jawab Lira tidak semangat.
"Yaudah kalo gitu, lo gak usah kaget kalo nilai lo sedikit, kan karena lo sendiri gak mau belajar."
Lira berdecak, menyangga kepalnya dengan satu tangan. Memikirkan bagaimana nasib nilainya nanti.
Keduanya duduk di depan ruang guru setelah pulang sekolah ini. Katanya, Bu Ani akan menyerahkan hasil ulangan yang dia ikuti dua jam yang lalu setelah jam pulang sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...