Selamat membaca._
"Kemarin yang bilang pulangnya di jemput siapa, sih?"
Lira tersentak kaget saat tiba-tiba Apip merangkulnya dari belakang. Gadis itu mendengus kesal.
"Gue, kenapa?" jawab Lira santai.
"Kenapa kenapa, lo sama Andra kan kemarin? Pake boongin gue segala mau dijemput." cibir Apip.
"Bukan boongin lo, gue terpaksa, kakak gue gak bisa jemput." jelas Lira. "Lagian kenapa si? Cuma pulang bareng doang,"
"Bukan gitu maksudnya, lo gak mikir pandangan murid lain tentang lo berdua?"
Apip bukannya tak suka melihat Andra dengan Lira, tapi yang pasti keberadaan keduanya yang sering terlihat bersama tidak luput dari pandangan murid lain. Dan mungkin saja mereka menebak yang tidak-tidak. Beda dengan Apip yang tahu itu hanyalah ketidaksengajaan.
"Mikir apaan? Lagian banyak nih murid sini yang terang-terangan berduaan," timpal Lira.
"Setau gue mereka ada hubungan," balas Apip.
"Gue sama Andra cuma temenan, oke?!" tegas Lira.
Lira mengernyit heran, memangnya dia sama Andra sedekat itu hingga temannya ini menganggapnya dirinya dan Andra pacaran?
"Temen rasa pacar, iya gak tuh??" Apip menarik turunkan alisnya.
"lo gila!" umpat Lira.
Wajah Apip di tekuk, bibirnya mengerucut. "Udahlah, pacaran aja. Andra juga---"
"Gue kenapa?" Apik terlonjak kaget saat Andra tiba-tiba mensejajari langkahnya dengan Lira.
Gadis itu diam seketika, melirik Lira beberapa kali.
"Lo ganteng, kata Apip." ujar Lira asal.
Sontak Apip menatap tajam temannya itu. Kenapa jadi melenceng begitu ucapan Lira? Maksudnya kan bukan begitu.
"Eh, enggak! Gua gak bilang. Beneran deh, suwer!" Ucap Apip panik sendiri. "Lira yang bilang sendiri, lo denger kan dia bilang apa tadi?"
"Panik amat lo! Lagian lo tuh bukan satu-satunya yang bilang gue ganteng." jawab Andra seraya berjalan dahulu.
Apik ternganga mendengar jawaban cowok itu. Pede sekali! Ah, tapi memang benar apa yang Lira katakan, dia mengakui Andra tidak kalah ganteng dengan jejeran siswa populer di SMA ini.
"Mikir kan lo? Gue tau pasti lo lagi mikirin lagi ucapan gue tadi," ujar Lira meledek lalu meninggalkan Apip sendiri sebelum temannya itu murka.
"Lira gila! Awas ya lo!"
***
Semenjak kemarin Lira mengatakan jika dia mendengar seluruh ucapannya, Andra jadi agak canggung pada gadis itu. Pasalnya dia kelihatan berharap Lira bersama nya, meski dalam hati Andra memang mengiyakan, tapi tetap saja, rasanya tidak enak, canggung dan malu. Pokonya tercampur aduk menjadi satu, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti mereka bertemu, bertatap muka langsung.
Sungguh, Andra sudah tidak punya muka lagi didepan gadis itu.
"Dra, lo bengong?"
Hampir saja Andra menjatuhkan ponsel andai saja dia tidak bisa mengontrol reaksi tubuhnya yang terkejut akibat pertanyaan yang terlontar dari Lira, tiba-tiba saja gadis itu sudah berada disampingnya.
"Ngapain lo?" tanya nya judes.
Jangan kira Andra tidak gugup dengan bertanya judes seperti itu, melainkan itu hanya untuk menutupi kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...