Happy reading:)****
"Dra, gue minta maap! Yaelah lo ngambekan amat kayak cewek pms!"
"Dra! Woy!"
"Kenandra Ditya yang gantengnya ngalahin badut kota! Heh! Gue ngomong sama lo, balik napa!"
Aldo terus berteriak, memanggil Andra yang justru tidak peduli dan memilih terus berjalan.
Dia kesal, marah sekali terhadap temannya itu. Seenaknya saja menyebar berita dia dan Lira jadian. Andra yakin, Lira pasti akan marah padanya jika gadis itu tahu.
"Sorry, Dra. Oke, gue salah--"
"Yang bilang lo bener siapa?" potong Andra. Aldo diam saat Andra berbalik tiba-tiba. Tatapan cowok itu tidak bersahabat, dan Aldo tahu itu karena dirinya. "Gak ada kan? Lo denger baik-baik, gue gak masalah kalo seandainya gak bawa-bawa Lira, tapi ini? Kalo sampe dia benci sama gue setelah tau ini, berati lo orang yang pertama gue cari, inget lo!" tekan Andra sebelum pergi menjauh.
Aldo meneguk ludahnya kasar, dia tidak menyangka respon Andra akan se-menyeramkan itu. Sial! Ini semua gara-gara perkataan Wily tadi.
Flashback on.
"Andra mana? Kok lo sendiri?" tanya Aldo saat melihat Wily datang menghampiri tanpa Andra.
"Di kelas," jawabannya.
"Ya lo panggil lah bego! Ngapain lo tinggalin?" gemas Rangga.
"Ck! Lo tuh sebenarnya pada kenapa sih? Heran gue liat lo sama Andra. Kayak kagak ada damai-damai nya gitu," dengus Rafay.
Sekarang mereka berada di kantin, disini juga ada Aldo, karena meskipun Aldo tidak se-geng dengan mereka, tidak ada salahnya juga kan dia ikut mengingat Rangga dan Rafay juga sekelas dengannya.
"Lira sama Andra udah jadian ya?"
"Uhuk!" sontak saja Aldo tersedak saat sedang minum, dia buru-buru mengatur ekspresinya, bersiap bertanya untuk memastikan.
"Hah? Yang bener lo?" tanyanya terburu.
Wily yang ditatap seperti itu hanya mengendikan bahu. Pasalnya dia juga berbicara menurut instingnya saja setelah mendengar percakapan Andra dan Lira tadi.
"Ck! Apalagi coba? kemarin gosipnya Lira sama lo, terus sekarang jadian sama Andra gitu?" tanya Rangga tidak habis pikir, cowok itu menggeleng serta tertawa hambar. "Gila aja, gue gak yakin Andra bisa nikung lo,"
Mungkin Rangga benar. Tapi, mereka tidak tahu hubungannya dengan Andra bagaimana sekarang. Tidak, lebih baik tidak ada yang tahu masalahnya dengan Andra, nanti panjang urusannya.
"Tapi nih, kalo gue perhatiin sekarang Lira jarang sama lo, malahan gue sering liat sama Andra." tambah Aldo. "Tapi sih kalo mereka beneran jadian ya syukur, semuanya gak salah paham lagi."
Wily mengerutkan dahi tidak mengerti. "Maksud lo?"
"Sori, bukanya apa-apa, tapi emang dari kemaren hari mereka selalu di gosipin pacaran. Gak terkecuali gue, gue juga berpendapat sama."
Aldo tahu dia harus hati-hati berbicara seperti tadi. Karena lawan bicaranya, sekaligus orang yang paling tertarik dengan obrolannya itu Wily. Dia tahu cowok itu pernah sangat dekat dengan Lira beberapa bulan yang lalu, jadi dia berusaha agar tidak menyinggung cowok itu.
"Gue gak mau liat lo berdua berantem kayak kemarin cuma gara-gara cewek." ujar Rafay menengahi.
Rangga mengangguk setuju. "Iya, dan saran gue kalo lo udah bener-bener lupain Lira, mendingan ikhlasin aja buat Andra. Biar gak ribet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...