53- More than friends.

303 33 9
                                    

Mulmed; 👆 More Than Friends ~ Jason Mraz.

Selamat membaca!

_
Pukul 15.30 suasana lapangan masih ramai dengan sorak anggota basket yang masih memainkan bola berwarna orange itu. Beberapa anak ekskul juga menyempatkan diri untuk melihatnya, jadi suasana sekolah sore ini tidak terasa sepi sekali.

"Oke, kita lanjutin besok! Jangan lupa buat kumpul dulu di GOR!" perintah dari sang ketua basket untuk mengakhiri latihan kali ini.

Sebelumnya mereka melakukan gerakan tos ala anak basket sebelum semua anggota mulai memisahkan diri menuju pinggiran lapangan guna mengambil tas yang mereka taruh disana.

Andra masih diam duduk selonjoran di pinggir lapangan meski satu-persatu anggota lain mulai meninggalkan lapangan, dia masih sibuk memakai hoodie-nya kembali.

"Dra,"

Andra menoleh, mendapati Wily berdiri tidak jauh darinya dengan bola basket di tangannya.

"Bisa gak? Main lagi, temenin gue."

Andra tertegun sebentar sebelum benar-benar menatap Wily dan kini melangkah mendekati.

"Yakin lo?" tanya Andra memastikan. Pasalnya, Wily terlihat sudah kelelahan, belum lagi wajah cowok itu banjir keringat.

"Lo ngeraguin gue?"

Andra tertawa, namun tidak sampai matanya.

"Oke,"

Padahal permainan basket mereka tadi cukup melelahkan, namun, menolak Wily juga tidak enak, meskipun Andra juga kelelahan dan ingin segera pulang.

Sebenarnya ini kesempatan keduanya mengulang kegiatan sepulang sekolah mereka seperti dulu, menghabiskan sisa waktu sore dengan bermain basket. Itu dulu, sebelum semuanya berubah. Mereka juga tidak sedekat dulu meski mengikuti ekskul yang sama.

"Ada apa?" tanya Andra disaat Wily sibuk mendribel bola.

Andra bukan orang bodoh yang tidak tahu gelagat Wily yang terlihat tidak biasa sedari tadi.

Permainan masih berlanjut, dan Wily sama sekali tidak meresponnya. Tentu saja hal itu semakin membuat Andra penasaran maksud Wily mengajaknya kembali bermain basket.

Wily mengoper bola ke arah Andra disaat Andra masih belum siap dan berakhir menghantam dada cowok itu dengan keras, namun Andra masih bersikap biasa, berpikir itu sebuah ketidaksengajaan.

Kini, bola beralih di tangan Andra, pantulan bola di tangannya semakin cepat saat Wily menghadang dan berniat merebutnya, namun Andra masih bisa mempertahankan bola basket itu sampai memasukannya ke ring.

Permainan mereka berlanjut, dan semakin lama bermain, Andra merasa ada yang tidak beres dengan Wily. Untuk yang kedua kalinya, Wily melemparnya dengan keras dan hampir saja mengenai wajahnya.

Namun, Wily seolah tidak merasa bersalah. Bahkan untuk sekedar menatap Andra saja Wily tidak.

Andra kini diam, hanya menyaksikan Wily yang beberapa kali memasukan bola ke ring. Dia tidak memikirkan kalah atau menangnya pertandingannya dengan Wily. Namun, rasa nyeri di dadanya yang membuatnya sedikit menjauh.

Bukk!

"Kenapa lo?" tanya Wily sarkas tanpa rasa bersalah.

Dan kini, ketiga kalinya bola itu menghantam dada Andra, dan dengan sigap Andra menangkapnya.

"Lo ada masalah apa sih? Hah?" tanya Andra langsung.

Semakin lama di diemin, Wily semakin berulah sesukanya saja. Tentu saja itu menjengkelkan untuk Andra.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang