HaPpy reaDing!!
***
"Truth or dare?"
Lira mendengus kesal. Kali ini dia kena dalam permainan TOD ini setelah Apip.
Permainan ini di prakarsai oleh Apip, dan dia di tarik Dirla buat ikut, meski ogah-ogahan, pun sampai permainan akan berakhir.
"Nggak dua-duanya." jawabnya enteng.
Apip langsung melotot. "Nggak ada kayak gitu ya! Sekarang lo harus pilih truth or dare, oke?"
"Bener tuh. Enak aja lo nggak kena sendiri."
"Iya nih, lo nggak liat muka gue dah macem badut gini?" Aldo menambahi, menunjuk wajahnya yang sudah di coret-coret pakai lipstik milik Dirla. Wajah cowok itu kelihatan jelas menahan kesal, beberapa kali mengumpati saat teman cowok lain di kelas mereka mengejeknya.
Kedua cowok itu, Aldo dan Rano, awalnya ingin mengundurkan diri di permainan ini awalnya, namun Apip dan Dirla tidak membiarkannya pergi begitu saja.
"Ayo ih! Jawab, apaan?" desak Dirla tidak sabar.
"Oke, truth." putusnya final. Dan semua temannya tersenyum lega mendengarnya.
"Gini, karena lo peserta terakhir dalam permainan ini yang kena, jadi, kita berempat memutuskan buat berunding truth yang pantas buat lo dulu, oke?" Apip mengangkat jempolnya, dan Lira hanya mengangguk malas tanpa curiga.
Sebenarnya, jika melihat wajah Aldo yang penuh coretan lipstik Lira ingin sekali tertawa, belum lagi sebelah cowok itu Rano, si ketua kelas yang sekarang mirip badut taman kota karena wajahnya di jadikan bahan lukisan teman-teman gesreknya.
Lira hanya bisa menggeleng tidak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya. Meskipun dirinya juga ikut serta dalam memberikan dare pada temannya itu.
"Apa?" Let bertanya bingung saat ke empat orang itu menatapnya aneh.
"Kita semua mau lo jujur tentang sesuatu,"
"Kok gitu?" protes Lira tidak terima.
"Truth kan kebenaran, ya wajar dong kita kasih tantangan itu!"
"Ya..." Lira berhenti bicara saat tidak menemukan kata untuk menjawabnya. "Ya udah, cepet apaan?" Dia menyerah.
"Siapa cowok yang pernah nembak lo?" Apip bertanya yang langsung di angguki ketiga teman lainnya.
Lira terdiam, matanya melirik kesana kemari saat tatapan ke empatnya mengitimindasi. Mencoba agar terlihat tidak gugup.
"Nggak ada," jawabnya tenang dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Nggak percaya gue,"
"Bener kok!"
"Emang, iya?"
"Iya, gue nggak bohong."
"Yakin nih, yang sama kelas sebelah gimana tuh?" Dirla menaik- turunkan alisnya,.
"Ck, nggak usah bahas gituan bisa nggak sih?!" kesal Lira.
Pasalnya, jika menyangkut masalah dirinya dan Wily membuatnya kalang kabut sendiri. Padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan cowok itu.
Hanya saja, Wily memang pernah mengutarakan perasaan padanya, namun sampai sekarang mereka masih biasa, tidak ada kemajuan dalam hubungan keduanya.
"Iya nih! Gue juga penasaran, lo tuh yang bener sama siapa sih? Andra apa Wily?" sambung Aldo tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Ficção AdolescenteKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...