Maaf kalo ada kesalahan atau typo:)
Happy reading.
_
Lira celingukan sendiri di pinggir lapangan, bola matanya terus menyapu segala arah, mencari keberadaan seseorang yang dia cari.
Dia mendengus kesal, lalu kembali berjalan menuju koridor.
"Tuh orang boongin gue apa gimana sih? Dari tadi ditungguin gak nongol!" Gerutunya kesal.
Ini kali kedua Lira meminta Andra untuk mengajarinya bermain basket, namun, pulang sekolah ini entah kenapa di bersemangat sekali sampai dia terburu keluar kelas tepat setelah bel pulang berbunyi. Tanpa pikir panjang dan ingat jika orang yang akan mengajarinya juga sekelas dengannya dan saat itu belum keluar kelas.
"Heh! Lo kamana aja sih? Gue nungguin tau!" Sungut Lira saat menemukan Andra yang sedang berjalan ke arahnya.
Andra mengernyit bingung, lalu menghela napas pelan.
"Gue baru keluar kelas. Lo keluar keburu gitu, mana sempat gue panggil." Jawab Andra santai.
Lira ingin berucap, namun dia urungkan saat mengingat kelakuannya tadi.
"Gue keburu juga biar gak kayak kemarin," sahut Lira, mencari kebenaran meski dirinya yang salah.
Kemarin, Lira sempat tidak percaya saat Andra bilang akan mengajarinya basket, jadi dia memilih ke kantin bersama Apip setelah bel pulang sekolah. Tapi, tanpa di duga, saat dia melewati lapangan basket untuk pulang, dia melihat Andra duduk di sudut lapangan dengan bola basket dia tangganya.
Jadi, dia merasa bersalah sekarang, makanya dia ingin sampai dahulu di lapangan basket.
"Kemarin bukannya lo sengaja ya?"
Lira membeku, matanya berkedip beberapakali, otaknya berpikir mencari alibi.
"Gak kok, gue...kemarin emang niatnya datengnya pas sepi. Takut aja kalo diliat banyak orang, ntar pada curiga gue sama lo ada apa-apa."
Andra mengangguk-angguk saja, membuat Lira mendengus kesal lalu segera mengejar Andra yang sekarang menjauh darinya.
"Lo mau kemana?!"
"Diem disitu, gue ambil bola bentar."
Lira memutuskan untuk berdiri dengan punggung menyender ke tembok, kepalanya menunduk menatap kedua sepatunya yang dia ketuk-ketukan pada lantai koridor.
"Ngapain disini?"
Lira terperanjat saat mendengar suara seorang cowok yang begitu jelas di telinganya.
Matanya mengerjap kaget saat mendapati Wily berdiri tidak jauh darinya.
"Gue..."
"Yuk!"
Andra tiba-tiba datang, dan entah bagaimana Lira merasa aura di sekitarnya menegang.
"Kalian...." Wily terlihat terkejut sekaligus bingung. "ehm, lo... ngajak Lira main basket?" Tanya nya pada Andra.
"Iya, eh, bukan, gue cuma ngajarin dia aja." Andra menjawab nya santai.
Sudah dipastikan, mereka akan canggung jika bertemu.
"Ayok, gue taruh dulu tas gue." Lira berbicara pada Andra.
Dia bahkan tidak menatap Wily lagi, atau lebih tepatnya menghindari tatapan cowok itu yang membuatnya gugup sendiri.
Baru saja Andra akan menyusul Lira yang sudah berjalan terlebih dahulu ke lapangan, Wily memanggilnya tiba-tiba membuat Andra urung melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Подростковая литератураKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...