64- iLy (end)

638 40 20
                                    

Selamat membaca 💜
-
-
-
-

Selamat membaca 💜----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-


Suasana sekolah masih ramai saat Andra melirik jam di pergelangan tangannya menunjukan hampir pukul setengah 5 sore, dia berjalan ke ruangan basket untuk mengambil tas nya yang dia taruh disana setelah kembali dari ruang piket guru, memenuhi panggilan Pak Randy.

Andra melirik ke ruang kelasnya yang tampak masih ramai, padahal sekarang sudah jam pulang sekolah. Tadi, dia keluar kelas di jam terkahir pelajaran. Tidak tahu saja ingin keluar, bolos sebentar tidak masalah, toh gurunya cuma ngasih tugas saja. Itu yang dia dengar dari Aldo tadi.

"Dra, lo bisa pulang duluan. Sisanya biar gue yang handle."

Andra mengangguk paham saat rekan satu anggota basketnya berjalan melewatinya seraya menepuk pelan bahunya.

Semua anggota basket masih disibukan untuk keikutsertaan mereka memilih ketua basket baru, karena tidak lama lagi angkatan kelas X yang akan menggantikan. Pasalnya mereka harus benar-benar melepaskan keanggotaan mereka sebagai anggota club basket dan tidak mengikuti ekskul apapun menjelang kenaikan kelas XII nanti.

Saat Andra ingin mengambil tasnya, dia terdiam sesaat saat melihat novel milik Lira yang kemarin hari Anna titipkan padanya, karena gadis itu sempat meminjamnya namun saat akan mengembalikan Lira malah terus menghindarinya, katanya. Menghindar bagaimana Andra tidak tahu, yang pasti apa yang Lira lakukan, sama dengan yang dilakukan di depannya.

"Lira, ayo cepet!"

Andra tidak jadi berucap padahal kini sudah didepan kelasnya. Melihat Lira yang sudah ditarik lebih dulu oleh Mila keluar kelas, berjalan melewatinya.

Niatnya ingin mengembalikan novel gadis itu harus dia urungkan.

Cowok itu terheran-heran saat melihat Mila menarik Lira ke kelas sebelah, kelas Wily.

Ada apa?

Diam-diam Lira melirik Andra, memastikan cowok itu masih berdiri didepan kelas seraya menatapnya dengan tatapan...sulit diartikan.

Jangan kira Lira mau-mau saja diajak Mila kesini, jangankan datang ke kelasnya, bertemu dengan Wily saja dia malas, bahkan lebih baik tidak akan bertemu lagi. Saat melihat wajah cowok itu, Lira jadi teringat apa yang telah terjadi diantara keduanya. Dia jadi malas sendiri sebenarnya.

Namun karena hari ini dia pulang bersama Mila, jadi mau tidak mau harus nurut demi tumpangan gratis.

Lira sudah gelagapan sendiri dibuatnya. Entah ya, dia merasa tidak nyaman sekarang hanya karena Andra menatapnya seperti itu.

"Bentar," Mila mengecek tas nya, lalu berdecak saat tidak menemukan benda yang dia cari. "Lira, gue pinjem ponsel lo bentar,"

"Ha? I-iya,"

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang