Daffin duduk termenung di dalam kelas, setelah tadi dia pergi menemui Bu Rani yang datang ke sekolah untuk mencari Daffa. Melihat Daffin dari tadi hanya diam dalam lamunan, Haris langsung mendekati Daffin dan menanyakan apa yang sedang Daffin pikirkan ?
" Fin gue lihat dari tadi lo diam saja, lo lagi mikirin apa ? " tanya Haris pada Daffin
" Gue ga lagi mikirin apa-apa kok Ris "
" Udah lo jangan bohong sama gue. gue tahu kalau sekarang lo sedang mikirin sesuatu, apa lo lagi mikirin Bu Rani ? "
Walaupun Daffin bilang pada Haris kalau dia baik-baik saja, tapi Haris tetap tidak percaya. Haris terus mencari tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Daffin saat ini. Ketika Haris menyebutkan nama Bu Rani matanya Daffin langsung berkaca-kaca. Daffin memang sedang memikirkan Bu Rani, Daffin sangat terkejut melihat Bu Rani tiba-tiba datang ke sekolah dan apa yang Haris tanyakan kepada Daffin itu memang benar.
Baru saja Daffin mau menjawab pertanyaan dari Haris. Aska dan teman-temannya datang, lalu Daffin membisiki Haris kalau dia tidak bisa menceritakan masalah itu sekarang. Karena Daffin tidak mau ada orang lain yang tahu tentang masalah yang dia simpan selama ini. Haris pun menganggukan kepalanya dan mengusap pundak Daffin sebagai tanda kalau Haris sangat mengerti dengan apa yang di rasakan Daffin saat ini.
Dari tadi Aska terus saja melihat ke arahnya Daffin. Aska terlihat masih marah karena tadi Daffin datang ke lapangan bersama dengan Nesya. Aska cemburu melihat Daffin beberapa hari ini selalu dekat dengan Nesya. Aska tidak akan membiarkan Daffin dengan mudah mendekati Nesya dia akan mencari cara untuk menjauhkan Nesya dari Daffin.
*
*
*
Setelah jam pelajaran olahraga berakhir Nesya dan teman-temannya pergi ke kantin untuk membeli minuman. Nayra dan Milly bertanya pada Nesya siapa yang sudah meminjamkan seragam olahraga kepada Nesya?, Milly dan Nayra merasa penasaran karena tadi mereka berdua menyuruh Nesya untuk meminjam seragam olahraga milik Daffin, tapi Nesya malah datang bersama dengan Daffin. Karena itu Milly dan Nayra jadi bingung dan bertanya-tanya dari mana Nesya mendapatkan seragam olahraga itu ?
" Kalian berdua ternyata kepo juga ya ? "
Nesya tidak mau mengatakan di mana dia mendapatkan seragam olahraga itu. Milly dan Nayra terus membujuk dan merayu Nesya agar mau menceritakan kepada mereka dari mana Nesya mendapatkan seragam itu.
Merasa kasihan melihat kedua sahabatnya terus memohon dan merayunya, akhirnya Nesya mengatakan kepada Nayra dan Milly kalau dia mendapat seragam itu dari Daffin.
" Sya kok bisa lo dapat seragam itu dari Daffin ?, sementara tadi Daffin kan ikut olahraga juga ? " tanya Milly pada Nesya
" Kalian berdua pasti penasaran kan !? "
" Ya Sya kita berdua penasaran !!, ayo dong ceritain sama kita "
Nayra sudah tidak sabar ingin mendengar bagaimana caranya Nesya mendapatkan seragam olahraga itu. Tapi Nesya malah sengaja membuat kedua temannya itu menunggu cerita darinya.
" Sya ayo dong ceritain !!, kenapa lo malah diam sambil senyum-senyum gitu ? "
" Baik Ly sekarang gue akan kasi tahu lo sama Nayra bagaimana caranya gue ngedapetin seragam itu. Dengarin gue baik-baik ya "
Nesya memberitahu Milly dan Nayra kalau tadi di toilet pria Nesya sempat ribut sedikit dengan Daffin, setelah itu Nesya juga bilang kalau dia sempat memohon kepada Daffin agar Daffin mau meminjamkan seragam olahraga miliknya dan akhirnya Daffin pun memberikan seragam itu. Milly dan Nayra masih belum mengerti dengan apa yang Nesya ceritakan kepada mereka berdua. Nesya menarik nafas panjang lalu bilang kepada Milly dan Nayra kalau Daffin Memiliki dua seragam olahraga dan yang Nesya pakai itu adalah seragam cadangan yang belum pernah di pakai oleh Daffin. Setelah Nesya menceritakan dengan sejelas-jelasnya barulah Nayra dan Milly mengerti mengapa tadi Nesya datang ke lapangan bersama dengan Daffin.
" Daffin memang paling bisa di andalin. Coba kalau tadi ga ada dia, mungkin lo udah di hukum Sya "
" Ya Ra, untungnya lo cepat ngasi gue solusi. Kalau ga mungkin gue udah di hukum tadi, kalian tahu kan sekarang gue semakin susah untuk manfaatin si cupu itu. Setiap kali gue nyuruh dia, pasti dia selalu ngebantah dan tidak mau nurutin apa yang gue minta, bahkan sekarang dia sudah berani ngancam gue "
" Ya gue dan Milly juga bisa lihat itu Sya. Sepertinya kita sudah tidak bisa ngebuli si cupu lagi, kalau sampai dia benar-benar ngelaporin kita semua ke kepala sekolah ini bakalan jadi masalah besar buat kita "
" Terus menurut kalian gue harus gimana sekarang ? "
" Kalau menurut gue lebih baik kita berhenti ngebuli dia Sya. Karena gue lihat ancaman Daffin kali ini bukan main-main, lo kan tahu Haris siap jadi saksi kalau sampai Daffin ngelaporin kita semua ke kepala sekolah " ucap Milly merasa cemas
Nesya mulai memikirkan saran yang di berikan oleh Milly kepadanya. Nesya merasa apa yang di katakan Milly itu ada benarnya dan dia akan mencoba untuk tidak membuli Daffin lagi. Setelah minum dan makan di kantin Nesya bersama kedua temannya kembali ke kelas.
Sampai di kelas Nesya melihat Daffin sedang murung. Baru kali ini Nesya melihat Daffin semurung itu, Nesya jadi penasaran dan ingin tahu apa yang membuat Daffin jadi murung seperti itu. Aska semakin cemburu melihat Nesya terus memandangi Daffin tanpa berkedip. Ketika Nesya mulai melangkahkan kakinya menuju bangku tempat Daffin duduk, Aska langsung menghalanginya.
" Kamu mau kemana Sya ? "
" Aska kamu ngapain sih ngalang-ngalangin aku ? "
" Nesya bangku kamu kan di sebelah sana, ngapain kamu melangkah ke sini ? "
Daffin dan Haris hanya tersenyum saat melihat apa yang di lakukan Aska di hadapannya Nesya. Daffin tahu kalau Aska sedang marah dan cemburu saat ini, karena itu Aska jadi bertingkah aneh. Suasana kelas yang tadinya cukup ramai tiba-tiba mendadak hening setelah Pak Bagas wali kelas sebelas IPA satu datang.
Pak Bagas memberi tahu semua siswa kelas sebelas IPA satu kalau sekolah mereka akan ikut serta dalam lomba seni dan budaya. Pak Bagas juga memberitahu agar semua siswa bersiap-siap untuk ikut serta dalam lomba ini. Beberapa siswa merasa senang dengan adanya lomba ini, termasuk Daffin.
Pak Bagas juga memberitahu kepada semua siswa kalau ada empat kategori yang akan di lombakan dalam lomba seni dan budaya kali ini. Belum selesai menjelaskan semuanya, tiba-tiba Nada datang ke kelas sebelas IPA satu dan membuat Pak Bagas berhenti bicara sejenak. Begitu melihat Nada datang Pak Bagas langsung menyuruh Nada untuk masuk, ketika Nada melangkah masuk ke dalam kelas sebelas IPA satu semua siswa memperhatikan Nada.
Setelah Nada masuk, Pak Bagas kembali menjelaskan tentang empat kategori seni yang akan di lombakan. Di antaranya lomba melukis, lomba membaca puisi, lomba peragaan busana tradisional dan lomba menyanyi sambil memainkan alat musik. Pak Bagas juga mengatakan kalau dia sudah memilih beberapa nama siswa yang sudah di pastikan ikut dalam lomba ini. Merasa penasaran Nesya pun bertanya pada Pak Bagas mengenai nama siswa yang sudah di pilih oleh Pak Bagas.
Pak Bagas langsung menunjuk Nesya dan juga Aska untuk mewakili sekolah dalam lomba peragaan busana tradisional. Saat mendengar namanya di sebut Aksa merasa sangat senang akhirnya dia bisa ikut lomba yang sama dengan Nesya. Selain Nesya dan Aska, Pak Bagas juga menunjuk Nada dan Daffin untuk ikut dalam lomba menyanyi sambil memainkan alat musik. Daffin terlihat tidak begitu senang saat Pak Bagas menunjuk dirinya untuk mewakili sekolah dalam lomba tersebut.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.