Nesya menghentikan langkah kakinya saat lewat di depan gudang sekolah. Dia mendengar ada suara orang yang sedang marah-marah dari dalam gudang. Merasa penasaran Nesya pun mencari tahu apa yang terjadi.
Dari balik jendela gudang Nesya melihat ada Wawan dan Toni di dalam gudang. Mereka berdua sedang memegangi kedua tangan Daffin dengan erat. Sementara itu Nesya juga melihat Aska sedang menarik kerah bajunya Daffin dan menatapnya dengan penuh amarah.
Melihat Aska semarah itu pada Daffin Nesya merasa khawatir. Dia takut Aska akan melakukan tindakan yang konyol dengan mencelakai Daffin. Karena itu Nesya bergegas masuk kedalam gudang untuk menghentikan Aska.
"Aska berhenti." teriak Nesya dengan lantang. Aska terkejut melihat kedatangan Nesya ke gudang sekolah. Aska yang tadinya sudah siap melayangkan pukulan ke wajah Daffin terpaksa harus menghentikan aksinya.
"Aska lo gila ya? lo mau ngapain dia ?!"
Aska menatap heran ke arah Nesya. Dia tidak menyangka kalau Nesya akan menghentikan tindakannya itu.
"Maksud kamu apa ngomong gitu Sya? kenapa kamu jadi belain dia?"
"Gue nggak belain dia Ka. Justru gue datang ke sini karena gue peduli sama lo."
"Maksudnya kamu peduli sama aku apa?"
"Ka kalau lo mukulin dia sekarang lo bisa kena hukuman lagi dan gue nggak mau itu terjadi."
Aska langsung tersenyum bahagia mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Nesya. Dia tidak menyangka kalau Nesya ternyata begitu peduli padanya.
"Makasih ya Sya. Aku bahagia banget dengarnya, ternyata kamu peduli banget sama aku. Oke, karena kamu yang minta aku akan lepasin dia hari ini."
Nesya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lega. Akhirnya dia bisa menghentikan Aska dan kedua temannya untuk tidak memukuli Daffin. Aska kemudian menyuruh Wawan dan Toni untuk melepaskan Daffin, lalu mereka bertiga pun meninggalkan Daffin di gudang dan kembali ke kelas.
Sedangkan Nesya masih diam di gudang, dia tidak ikut pergi bersama dengan Aska. Dia merasa sedikit kasihan pada Daffin apa lagi Daffin terlihat sedikit kesakitan.
"Cupu lo nggak apa-apa kan?" tanya Nesya.
"Aku nggak apa-apa kok. Makasih ya kamu udah datang tepat waktu."
"Lo jangan GR dulu! tadi gue nggak sengaja aja lewat sini. Terus gue lihat lo mau di kroyok sama Aska, karena gue nggak mau Aska di hukum lagi. Makanya gue buru-buru masuk ke sini."
"Aku tahu Sya, aku memang nggak ada artinya buat kamu. Di mata kamu aku ini hanya cowok yang lemah." ucap Daffin dalam hati sambil menatap wajah Nesya dengan lekat.
"Cupu lo ngapain ngelihatin gue kayak gitu?!"
Daffin langsung memalingkan pandangannya saat Nesya berkata seperti itu padanya.
"Eeee, nggak apa-apa kok!" jawab Daffin sedikit gugup.
"Ingat ya lo jangan pernah cari masalah lagi sama Aska. Kalau lo masih berani nyari masalah sama dia, lo akan tahu sendiri akibatnya seperti apa?"
"Maaf sepertinya kamu salah bicara."
"Maksud lo? "
"Harusnya aku yang bicara seperti itu. Bukannya kamu dan teman-teman kamu itu yang selalu nyari masalah sama aku? kenapa kamu bilang aku yang suka nyari masalah?!"
Nesya di buat mati kutu oleh Daffin. Pertanyaan yang di lontarkan oleh Daffin membuat Nesya tidak berdaya. Dia merasa kalau selama ini memang dia yang suka nyari masalah dengan Daffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.