Dengan langkah perlahan Nesya kembali menghampiri Daffin yang sedang menunggunya di teras rumah.
"Cupu!"
Daffin pun menoleh sembari tersenyum menatap Nesya yang sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Maaf ya udah bikin lo nunggu lama."
"Nggak apa-apa. Sebenarnya kamu mau ngasih aku apa sih?"
"Nih, gue cuma mau ngembaliin kotak bekal punya lo."
"Yah! ternyata dia cuma mau ngembaliin kotak bekal ini, aku pikir dia beneran mau ngasih aku sesuatu." kata Daffin dalam hati.
"Cupu! lo kenapa? kok malah bengong sih!?"
"Oh!! maaf. Makasih ya kamu udah ngembaliin kotak bekalnya."
"Kok jadi lo yang bilang makasih. Harusnya gue yang bilang makasih sama lo, karena hari ini lo udah ngelakuin banyak hal buat gue dan tadi lo juga udah ngibur gue dengan melodi lo yang indah itu. Jujur hari ini gue bahagia banget, makasih banyak ya cupu."
"Sama-sama Sya. Ngeliat kamu bahagia aku jadi ikutan bahagia juga."
"Oh ya cupu, gue boleh nanya sesuatu nggak?"
"Boleh, kamu mau nanya soal apa?"
"Kalau gue boleh tau kenapa belakangan ini lo nggak pernah ikut ekskul musik lagi di sekolah?"
"Oh, soal itu!? Eeee.... aku,"
"Lo kenapa? kok muka lo kelihatan bingung gitu sih?!"
"Emm... Sebenarnya aku udah nggak ikut ekskul musik lagi di sekolah Sya."
"Hah! lo berhenti ikut ekskul musik? kenapa!?"
"Ya... Aku berhenti ikut ekskul musik, karena aku mau fokus di ekskul yang lain."
"Maksud lo melukis?"
"Ya, aku mau fokus belajar melukis."
"Tapi bukannya lo suka banget ya main musik?"
"Iya, dulu aku memang suka banget main musik. Tapi semenjak aku belajar melukis aku jadi nggak sempat lagi untuk latihan musik."
"Kenapa nggak sempat?! lo kan bisa bagi waktu untuk latihan musik sama latihan melukis juga."
"Itu yang susah aku lakuin Sya, aku susah untuk membagi waktu antara main musik sama melukis. Karena setelah pulang sekolah aku juga harus bantuin orang tua aku untuk jaga warung, belum lagi aku juga harus belajar kan. Makanya untuk sementara waktu aku putusin untuk nggak latihan musik dulu.
"Oh, jadi itu alasannya lo keluar dari ekskul musik?!"
"Iya."
"Ternyata si cupu orangnya rajin juga ya, baru tau gue dia serajin itu. Tapi, entah kenapa gue ngerasa kayaknya ada sesuatu yang dia sembunyiin deh dari gue!? soalnya tadi pas dia cerita dia kelihatan kayak nggak jujur gitu ngomong sama gue? kira-kira apa ya yang dia sembunyiin dari gue?? " Nesya ngebatin.
Melihat Nesya melamun Daffin pun menatap heran. "Nesya kenapa bengong ya, jangan-jangan dia nggak percaya lagi sama penjelasan aku!?" gumam Daffin dalam hati.
"Sya." Daffin menyentuh bahu Nesya dengan lembut, guna menyadarkannya dari lamunan.
"Kamu lagi mikirin apa?! kok bengong?" sambung Daffin.
"Huh! nggak. Gue nggak lagi mikirin apa-apa kok." balas Nesya sembari menatap Daffin teduh.
Kedua pasang mata itu pun kembali saling beradu pandang untuk sesaat. Saat saling beradu pandang Daffin tak berhenti melempar senyuman manisnya kepada Nesya, hingga membuat Nesya semakin terbawa perasaan melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.