48

73 4 3
                                    

Ketika Dafa pulang dengan wajah babak belur bu Rani sangat terkejut melihatnya. Dia pun berteriak histeris dan langsung menghampiri putra kesayangannya itu.

"Ya ampun Dafa!! ini wajah kamu kenapa babak belur begini nak?" tanya bu Rani sambil memeriksa wajah putranya itu.

Saat bu Rani bertanya Dafa hanya diam, lidahnya tiba-tiba kelu ketika melihat Nesya ada di depan matanya.

Melihat Dafa hanya diam bu Rani dengan wajah panik pun kembali bertanya pada Dafa.

"Dafa, kenapa kamu diam saja nak? jawab pertanyaan ibu, kenapa wajah kamu bisa babak belur seperti ini?" Kata bu Rani sembari mengoyang-goyangkan tubuh Dafa.

Setelah sang ibu menggoyang-goyangkan tubuhnya, Dafa akhirnya tersadar dan langsung menatap wajah sang ibu.

"I-ibu. Ibu tenang dulu ya, Dafa baik-baik aja kok bu."

"Baik-baik apanya nak? wajah kamu babak belur begini kamu masih bisa bilang kalau kamu baik-baik saja!?"

"Ya, Dafa ngerti bu. Dafa tau kalau saat ini ibu sangat mengkhawatirkan Dafa. Tapi kalau ibu panik seperti ini gimana Dafa jelasinnya bu? sekarang Dafa mohon ibu tenang dulu ya?"

"Tidak. Ibu tidak bisa tenang nak sebelum ibu tau siapa orangnya yang sudah membuat kamu jadi babak belur seperti ini. Sekarang kamu kasih tau ibu siapa orangnya biar ibu cari dia."

Seketika Dafa kembali terdiam saat mendengar perkataan ibunya itu. Dia benar-benar tidak menyangka kalau ibunya akan sehisteris ini setelah melihat luka yang ada di wajahnya itu.

Melihat bu Rani begitu histeris Nesya jadi merasa kasihan. Lalu dia pun mencoba untuk membantu Dafa menenangkan bu Rani.

"Bu Rani." Nesya memanggil dengan lembut.

Saat mendengar panggilan itu bu Rani pun langsung menoleh ke arah Nesya. Begitu bu Rani menoleh Nesya langsung menghampiri bu Rani dan merangkulnya.

"Bu, ibu tenang dulu ya? biar Nesya yang jelasin semuanya."

"Maksudnya apa nak?"

Sebelum menjawab pertanyaan dari bu Rani, Nesya mengarahkan pandangannya ke arah Dafa dan Dafa pun membalas tatapan Nesya itu dengan sedikit mengelengkan kepalanya.

Melihat Nesya menatap ke arah Dafa, bu Rani jadi semakin bingung dengan apa yang terjadi. Lalu bu Rani pun kembali bertanya kepada Nesya.

"Nak Nesya, kenapa nak Nesya tidak menjawab pertanyaan ibu? ayo jelasin sama ibu apa maksud dari perkataan nak Nesya tadi?!" ucap bu Rani dengan wajah memelasnya.

Melihat ekspresi bu Rani seperti itu Nesya jadi semakin kasihan dan tidak tega melihatnya. Karena itu dengan perlahan Nesya mencoba untuk menjelaskan kepada bu Rani tentang kejadian yang Dafa alami tadi pagi.

"Bu Rani, sebelumnya Nesya minta maaf ya karena Nesya sudah membuat bu Rani jadi bingung dan juga penasaran kayak gini. Sebenarnya wajah Dafa jadi seperti ini, itu gara-gara Nesya."

"Gara-gara kamu? maksudnya gimana? ibu masih tidak mengerti nak??"

"Ohh! jadi gini bu, sebenarnya tadi pagi itu ada dua orang penjahat yang ngalangin mobil Nesya di tengah jalan. Karena saat itu Dafa kebetulan lewat jadi dia langsung nolongin Nesya saat itu bu."

"Jadi maksud nak Nesya, Dafa ini berkelahi dengan dua orang penjahat itu?"

"Ya bu, Dafa berkelahi dengan kedua penjahat itu. Karena itu wajahnya Dafa jadi babak belur kayak gini bu."

"Ohh, jadi begitu ceritanya?!"

"Iya bu, apa yang dikatakan sama Nesya itu benar. Wajah Dafa kayak gini itu gara-gara Dafa berkelahi dengan dua orang penjahat itu bu. Jadi sekarang ibu nggak usah panik lagi ya, Dafa kan baik-baik aja."

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang