38

72 3 1
                                    

"Cupu." Nesya memanggil.

Daffin yang saat itu sedang berjalan di parkiran sekolah langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar panggilan itu. Lalu dia pun menoleh ke arah gerbang sekolah dan dia melihat Nesya sedang berdiri di sana.

Melihat Daffin menoleh ke arahnya, Nesya Pun langsung berlari menghampiri Daffin yang sedang menunggunya di parkiran sekolah.

"Cupu," ucap Nesya sembari mengatur nafasnya sejenak.

Melihat dahi Nesya berkeringat Daffin langsung mengeluarkan saputangan dari saku celananya.

"Kamu ngapain sih lari-larian kayak gitu, lihat nih kamu jadi keringatan kan." kata Daffin sembari mengelap keringat yang ada di dahinya Nesya.

Seketika Nesya pun terkejut melihat perlakuan Daffin yang manis itu, dia sama sekali tidak menduga Daffin akan bersikap semanis itu kepadanya. Padahal tadinya Nesya ingin menanyakan sesuatu pada Daffin namun, karena Daffin bersikap seperti itu Nesya jadi tidak bisa berkata-kata. Dia pun hanya diam sembari menatap Daffin lekat.

Saat Daffin sedang asik mengelap keringatnya Nesya tiba-tiba saja semilir angin berhembus menerpa mereka berdua. Seketika semilir angin yang berhembus itu membuat rambut Nesya yang saat itu di gerai jadi sedikit berantakan.

Daffin pun tersenyum ketika melihat rambutnya Nesya sedikit berantakan. Nesya yang saat itu masih menatap Daffin, merasa heran melihat Daffin tersenyum seperti itu.

"Cupu lo kenapa senyum-senyum gitu?"

Daffin tidak menjawab dia langsung merapikan rambutnya Nesya yang sedikit berantakan itu. Seketika perlakuan Daffin yang manis itu kembali membuat Nesya terdiam tanpa kata.

"Ya ampun cupu! kenapa lo selalu membuat jantung gue berdegup kencang akhir-akhir ini?! Kalau begini terus gimana caranya gue bisa ngejauhin lo!!?" gumam Nesya dalam hati.

Menyadari Nesya menatapnya dengan begitu lekat Daffin langsung menurunkan tangannya sembari sedikit menyengir menatap Nesya.

"M-maaf ya Sya, aku,...."

"Nggak apa-apa kok." potong Nesya.

Daffin yang awalnya merasa tidak enak pada Nesya seketika merasa lega setelah mendengar ucapan Nesya itu.

"Cupu makasih ya." ucap Nesya sedikit malu-malu.

"Makasih buat apa?"

"Makasih buat yang tadi."

"Ohh! yang tadi, sekali lagi maaf ya tadi itu aku reflek lakuin itu."

"Nggak apa-apa."

"Syukur deh Nesya nggak marah sama gue. Lain kali gue harus lebih ngendaliin perasaan gue sendiri jangan sampai kelepasan kayak tadi." Daffin ngebatin.

"Cupu!"

"Iya Sya?"

"Kemarin lo kenapa buru-buru pergi dari rumah gue?"

Daffin diam sejenak ketika mendengar pertanyaan itu. Dia merasa bingung harus mengatakan apa pada Nesya karena Daffin tidak mau Nesya sampai tahu apa yang telah terjadi.

Karena itu sebelum menjawab pertanyaan Nesya, Daffin diam sejenak sembari memikirkan alasan yang tepat untuk bisa dikatakan kepada Nesya.

"Cupu kok lo diam sih!!?"

"Huh! maaf  Sya. Kemarin itu aku buru-buru pulang karena aku baru ingat kalau aku ada janji sama seseorang."

"Janji sama seseorang? dia janjian sama siapa ya?" gumam Nesya dalam hati.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang