49

85 3 6
                                    


"Cupu!" Nesya memanggil sembari menepuk pundak Daffin pelan.

Daffin yang tadinya melamun langsung tersadar dan menoleh ke arah Nesya.

"Ya Sya!!?"

"Lo kok malah diam sih!? ayo lanjutin lagi ceritanya. Jangan bikin gue penasaran kayak gini!!"

"Oh, iya. Ma-maaf, aku nggak bermaksud untuk diamin kamu. Tadi kamu nanya apa ya?"

"Jadi tadi lo nggak dengerin gue ngomong apa!?"

"Bukannya nggak dengar Sya. Tadi itu aku kurang jelas aja dengerin pertanyaan kamu itu. Maaf ya?"

Nesya pun menggeleng-gelengkan kepalannya saat mendengar perkataan Daffin itu.

"Udahlah cupu kalau lo emang nggak niat untuk cerita mendingan lo nggak usah cerita deh."

"Yaahhh!! kok kamu jadi marah sih?!"

"Gue bukannya marah, gue cuma kesal aja sama lo. Habisnya dari tadi lo itu bengong dan diamin gue terus!"

Daffin pun mengernyitkan alisnya, dia sedikit bingung dan merasa kurang paham dengan maksud dari perkataan Nesya itu. Karena tidak mau membuat Nesya tambah kesal lagi dengan perlahan Daffin mencoba untuk merayu dan membujuk Nesya.

"Sya please kamu jangan ngambek ya!? tadi aku kan udah minta maaf. Masa kamu nggak mau maafin aku?!" kata Daffin sembari menatap Nesya teduh.

Ketika melihat ekspresi wajah dan tatapan yang Daffin tunjukan itu, Nesya pun terdiam sejenak sembari membalas tatapan Daffin dengan penuh makna.

"Sya please maafin aku ya? kali ini aku janji deh, aku nggak akan diamin kamu lagi?!" sambung Daffin.

Melihat Daffin begitu gigih untuk meminta maaf Nesya jadi merasa bersalah dan juga kasihan kepada Daffin.

"Cupu maafin gue ya, sebenarnya gue itu cuma pura-pura aja kesal sama lo. Habisnya dari tadi lo itu diam aja dan nggak mau jawab pertanyaan gue. Tapi setelah gue ngelihat ekspresi wajah lo ini gue jadi merasa bersalah. Maafin gue ya cupu?!" ucap Nesya dalam hati.

"Sya!!"

"Iya??"

"Kamu kenapa diam? kamu nggak mau maafin aku ya?"

"Oh! nggak. Gue udah maafin lo kok."

"Beneran kamu udah maafin aku?"

"Iya, gue udah maafin lo. Tapi, lo harus jawab dengan cepat ya pertanyaan gue ini, jangan bengong lagi kayak tadi."

"Ya aku janji kali ini nggak akan bengong lagi."

"Oke. Kalau gitu sekarang lo jelasin sama gue kenapa bisa tadi bu Rani manggil lo dengan nama Dafa? terus Dafa yang asli sekarang ada di mana?"

Sebelum menjawab pertanyaan Nesya itu. Daffin sedikit menghela nafas berat, dia kembali teringat dengan kejadian setahun yang lalu.

"Cupu!!"

"Iya?"

"Kenapa lo menghela nafas berat?"

"Ohh! nggak kenapa-napa kok Sya. Aku cuma ngerasa sedih aja."

"Sedih? sedih kenapa?"

"Sedih karena aku udah nggak bisa ketemu sama Dafa lagi. Dafa udah pergi jauh Sya dan dia nggak akan pernah bisa kembali lagi ke sini."

"Maksud lo apa cupu?"

"Dafa udah meninggal Sya."

"Hahh!!"

Nesya sangat terkejut saat mendengar perkataan Daffin itu. Dia tidak menyangka kalau Dafa ternyata sudah meninggal.

"Jadi Dafa anaknya bu Rani udah meninggal?"

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang