33

83 6 6
                                    

"Nesya!!!"

Teriak Daffin sembari dengan cepat menangkap tubuh Nesya yang mulai tergulai lemas. Daffin benar-benar panik ketika melihat tubuh Nesya hampir terjatuh  di depan matanya. Beruntung dengan cepat Daffin berhasil menangkap tubuh Nesya yang mungil itu dan Nesya pun jatuh dipelukan Daffin dalam kondisi setengah sadar. Saat itu Nesya mencoba untuk membuka matanya namun tidak bisa, dia pun tertidur dipelukan Daffin.

"Nesya... sadar Sya." kata Daffin sembari menepuk-nepuk pipi Nesya dengan lembut.

Daffin benar-benar merasa khawatir dengan keadaan Nesya, dia belum pernah melihat kondisi Nesya selemah ini. Lalu dia pun bergegas membawa Nesya ke ruang UKS.

Sampai di UKS Daffin lalu menidurkan Nesya di ranjang UKS, kemudian Daffin menempelkan telapak tangannya di kening Nesya untuk mengecek suhu tubuh Nesya saat ini.

Daffin cukup terkejut mengetahui tubuh Nesya saat ini sedikit panas. Dengan wajah panik Daffin mencari kotak obat yang ada di UKS, setelah menemukan kotak obat itu Daffin langsung mengambil minyak kayu putih dan alat pengukur suhu yang ada di kotak obat itu.

Daffin kemudian menaruh alat pengukur suhu itu di mulutnya Nesya dan Daffin juga sedikit mengoleskan minyak kayu putih di sekitar hidungnya Nesya supaya Nesya bisa segera sadar.

Ketika alat pengukur suhu tubuh itu berbunyi Daffin langsung mengambil alat itu dari mulutnya Nesya dan melihat hasilnya.

"Ya ampun Sya! ternyata panas badan kamu tinggi sekali. pantesan dari tadi wajah kamu kelihatan begitu pucat." ucap Daffin sambil terus menatap Nesya teduh.

Karena Nesya masih belum sadar, Daffin pun mencoba mencari alat kompres demam untuk Nesya. Baru saja Daffin hendak pergi tiba-tiba Nesya mengapai tangan Daffin dan membuat langkah Daffin terhenti.

"Nesya! kamu udah sadar?" ucap Daffin sembari duduk di dekat Nesya.

Nesya hanya diam, dia tidak mampu mengatakan apa pun tubuhnya masih terasa begitu lemah. Namun, matanya sedari tadi tak berhenti menatap Daffin.

"Sya kamu tunggu di sini sebentar ya? aku mau keluar dulu sebentar aja." kata Daffin sambil melepaskan gegaman tangan Nesya dan berlari pergi.

Nesya tidak menjawab, dia hanya diam sembari terus menatap Daffin yang beranjak pergi. Setelah Daffin pergi Nesya mencoba untuk bangkit dari tempat tidur namun, karena kondisi tubuhnya terlalu lemah Nesya pun gagal bangun dari tempat tidurnya.

Tidak lama Daffin pun kembali menemui Nesya dengan membawa segelas teh hangat dan menenteng satu kantong plastik berukuran sedang yang berisi beberapa bungkus roti dan juga air minum.

"Sya ini aku udah beliin kamu teh hangat." ucap Daffin sembari menaruh teh hangat dan kantong plastik itu di atas meja yang ada di UKS.

Nesya saat itu masih tetap diam sembari fokus menatap Daffin yang sedang menaruh teh di atas meja. Menyadari Nesya terus saja menatapnya sedari tadi Daffin merasa heran.

"Sya kamu kenapa ngelihatin aku kayak gitu?"

"Emangnya kenapa? lo ngerasa keberatan kalau gue ngelihatin lo kayak gitu?!" jawab Nesya sedikit ketus.

"Bu-bukannya gitu Sya, kamu jangan salah paham dulu. Aku cuma ngerasa malu aja kalau dilihatin kayak gitu sama kamu."

"Kenapa harus malu? bukannya kita udah sering ya saling lihat-lihatan kayak gini?!"

Daffin mengulum senyuman saat mendengar perkataan Nesya itu. Dia benar-benar bingung dengan sikap Nesya yang sering berubah-ubah. Karena itu Daffin memilih untuk tidak terlalu banyak bicara.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang