28

99 3 0
                                    

"Ya aku suka sama kamu." kata-kata itu selalu terngiang dalam benak Nesya, dia sampai gelisah dan tidak bisa tidur gara-gara memikirkan perkataan Daffin itu.

"Cupu! kenapa sih lo selalu muncul di benak gue!!? kenapa gue harus dengar kata-kata itu dari lo. Gue kan jadi bingung dan nggak tahu harus gimana sekarang!? gue benar-benar ngerasa terjebak di antara dua hati." gumam Nesya sambil sedikit mengacak-acak rambutnya.

"Kenapa sih gue jadi kayak gini! kenapa gue harus terjebak di antara mereka berdua? gue nggak mungkin nyakitin Aska tapi, gue juga nggak mungkin nyakitin si cupu. Walaupun penampilanya cupu tapi hatinya itu lembut banget! selain lembut dia juga penyabar dan nggak emosian kayak Aska." gumam Nesya sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Setelah merebahkan tubuhnya di atas kasur Nesya kembali melamun sambil menatap langit-langit kamarnya. Bayangan Daffin kembali melintas dalam benaknya.

"Cupu. Lo benar-benar ngebuat gue nggak bisa tidur malam ini. Sebenarnya gue pengin nelepon lo! tapi, gue nggak punya nomor telepon lo!! gue harus gimana dong!?" Nesya benar-benar merasa frustrasi karena Daffin. Meski bayangannya terus muncul Nesya tetap berusaha untuk memejamkan matanya. Dia ingin malam ini segera berlalu agar besok dia bisa segera bertemu lagi dengan Daffin dan berbicara dengannya.

***

Setelah kejadian kemarin Daffin sedikit waspada hari ini. Dia takut Aska akan menyerangnya lagi seperti kemarin. Ketika Daffin hendak menaruh tasnya di dalam kelas, tiba-tiba dia langsung mengurungkan niatnya gara-gara dia melihat ada Nesya di dalam kelas. Daffin yang hampir sampai di kelas langsung membelok pergi dengan terburu-buru. Dia tidak mau bertemu dengan Nesya hari ini, karena dia masih merasa malu gara-gara ucapannya kemarin.

Ketika Daffin berjalan dengan terburu-buru tanpa sengaja dia menabrak Nada sampai terjatuh. Nada sedikit terkejut melihat Daffin terjatuh di depan matanya.

"Daffin!" Nada memanggil.

Daffin menatap Nada sambil sedikit meringis. "Fin kamu nggak kenapa-napa, kan?" ucap Nada sembari membantu Daffin untuk berdiri.

"Aku nggak kenapa-napa kok Nad. Kamu sendiri gimana ada yang sakit nggak!?"

"Aku baik-baik aja kok."

"Maaf ya Nad tadi aku nggak sengaja nabrak kamu."

"Nggak apa-apa Fin!"

Daffin terus memperhatikan sekitarnya, dia takut kalau nanti tiba-tiba Nesya muncul di hadapannya.

"Kamu lagi nyari siapa Fin? kok celingukan gitu!?"

"Ohh! ini Nad, aku lagi nyari Haris! kamu ada lihat Haris nggak?"

"Nggak... aku belum lihat dia hari ini."

"Oke deh! kalau gitu aku nyari Haris dulu ya?"

"Daffin, aku boleh nanya sesuatu nggak sama kamu?"

"Kamu mau nanya apa Nad?"

"Kamu beneran nggak mau main musik lagi?"

Daffin diam sejenak setelah mendengar pertanyaan Nada itu. Sebenarnya dia sangat ingin kembali lagi bermain musik namun, ada suatu hal yang membuatnya tidak bisa untuk bermain musik lagi.

"Fin!" Nada menyentuh pundak Daffin guna menyadarkannya dari lamunan. Daffin pun sedikit terkejut. "Kamu baik-baik aja, kan?!" Nada kembali melanjutkan perkataannya.

"Oh! maaf ya Nad. Tadi kamu nanya apa?"

"Kamu baik-baik aja, kan?"

"Iya... Aku baik-baik aja. Memangnya kenapa?"

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang