Di sudut lain sekolah terlihat ada beberapa siswa sedang berkerumun menyaksikan sesuatu. Nada yang kebetulan lewat di sana merasa penasaran. Lalu dia pun mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi. Nada cukup terkejut setelah melihat apa yang terjadi di sana.
"Ya Tuhan, siapa yang tega melakukan semua ini?! jangan-jangan Daffin belum mengetahui hal ini. Aku harus segera memberitahunya. gumam Nada sembari pergi meninggalkan tempat itu.
Nada buru-buru pergi mencari Daffin, karena Nada ingin memberitahu Daffin tentang apa yang baru saja dia lihat. Ketika Nada berjalan dengan terburu-buru tanpa sengaja Nada menabrak Nesya.
"Aoooww..., kalau jalan lihat-lihat dong!" bentak Nesya, Hingga membuat Nada terdiam.
"Maaf Sya, gue nggak sengaja. Soalnya gue lagi buru-buru! maaf ya?" ucap Nada sedikit panik.
Meski Nada sudah meminta maaf pada Nesya tapi, Nesya masih kelihatan marah. Dia terus menatap Nada dengan tatapan yang cukup menakutkan. Melihat Nesya menatapnya seperti itu Nada merasa sedikit takut.
"Ya ampun! tatapan matanya Nesya kok gitu banget sih?! seram banget seperti tatapan singa yang siap menerkam mangsanya kapan saja." ujar Nada dalam hati.
"Katanya lo lagi buru-buru?! ngapain lo masih bengong di sini?" Nesya kembali ngebentak Nada.
"Habisnya tatapan mata lo seram banget!"
"Lo bilang apa barusan?"
"Eeeee? gue nggak bilang apa-apa kok. Oh ya, lo kan sekelas sama Daffin, kira-kira lo tahu nggak sekarang Daffin ada di mana?"
Nesya mengerutkan keningnya ketika mendengar Nada menanyakan tentang Daffin pada dirinya.
"Lo nggak salah nanyain si cupu itu sama gue?!" Tanya Nesya pada Nada.
Nada pun terdiam sejenak, dia lupa kalau Nesya itu tidak pernah menganggap Daffin sebagai temannya.
"Oh ya! sorry gue lupa. Karena kalian sekelas gue pikir kalian itu temenan. Ternyata nggak ya?"
"Maksud lo apa ngomong gitu? lo ngeledek gue?"
"Siapa yang ngeledek lo? gue nggak ada niatan untuk ngeledek lo Sya, gue itu ngomong apa adanya. Lo memang nggak pernah nganggap Daffin sebagai teman lo kan? jangan-jangan lo lagi yang ngerjain Daffin hari ini?!"
Nesya menggelengkan kepalanya, dia merasa tidak mengerti kenapa Nada bisa menuduhnya seperti itu.
"Maksud lo apa nuduh gue seperti itu?" kata Nesya merasa kurang mengerti.
"udahlah Sya! ngapain sih lo ribut sama dia. Buang-buang energi aja tahu!!" ucap Nayra
"Siapa juga yang mau ribut sama kalian! gue juga nggak punya waktu buat ribut sama kalian. Mendingan gue pergi nyari Daffin, dari pada harus ribut sama kalian." balas Nada.
"Heeee...Tunggu! lo mau pergi kemana? jawab dulu pertanyaan gue. Apa maksud dari ucapan lo tadi? kenapa tiba-tiba lo nuduh gue yang ngerjain Daffin hari ini?"
"Gimana gue nggak nuduh lo. Setahu gue, selama ini yang suka ngejahatin Daffin di sekolah ini kan cuma lo sama teman-teman geng lo itu. Jadi wajar aja kalau gue curiga sama lo, kalau bukan lo sama teman-teman lo itu, siapa lagi yang berani ngejahatin Daffin di sekolah ini."
Nesya semakin kesal mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Nada. Dia benar-benar bingung karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Gue benar-benar nggak ngerti kenapa tiba-tiba lo nuduh gue seperti itu. Memangnya apa terjadi dengan Daffin?"
"Lo lihat aja sendiri apa yang terjadi di taman belakang sekolah. Kalau sampai kecurigaan gue ini benar kalian yang ngejahatin Daffin. Gue nggak akan tinggal diam, gue akan laporin kalian ke kepala sekolah." tegas Nada sembari pergi meninggalkan Nesya dan Nayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.