Di sepanjang perjalanan menuju rumah Nesya, Daffin benar-benar hanya diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia hanya fokus melihat jalanan dan kendaraan yang berlalu lalang. Nesya pun merasa heran melihatnya.
"Cupu!!"
"Iya...."
"Lo itu kenapa sih dari tadi diam aja?!"
"Oh, nggak! aku nggak kenapa-kenapa kok."
"Tunggu deh! gue perhatiin muka lo kok tegang gitu ya?!"
"Masa sih!?"
"Iya!! coba deh lo tatap gue."
Daffin yang sedari tadi tidak berani menatap Nesya kini malah dipaksa oleh Nesya untuk menatap dirinya.
Daffin pun terkejut saat Nesya tiba-tiba menempelkan kedua tangannya di pipi Daffin dan sedikit memutar wajahnya ke arah Nesya.
Dag... Dig.... Dug....
Dag... Dig... Dug....
Suara jantung Daffin ketika Nesya memaksa dirinya untuk menatap ke arah Nesya saat itu. Seketika kedua bola mata Daffin membulat penuh.
"Tuh kan benar muka lo lagi tegang! lo kenapa sih cupu?" ucap Nesya sembari menurunkan kedua tangannya dari pipinya Daffin.
Daffin pun hanya melongo saat Nesya berkata seperti itu kepadanya. Dia benar-benar terbawa perasaan sampai tidak mampu untuk mengatakan apa pun pada Nesya.
"Nesya kenapa kamu bersikap seperti ini!! kamu nggak tau apa kalau hati ku lagi cenat cenut setiap dekat sama kamu. Aku nggak bisa Sya ngelihat kamu natap aku seperti itu." kata Daffin dalam hati.
Nesya sedikit mengerutkan keningnya saat melihat Daffin terdiam dengan kedua mata terus menatap ke arahnya.
"Cupu." Nesya memanggil. Namun Daffin masih saja diam dan tidak merespon panggilan dari Nesya.
"Si cupu kenapa ya?! kok dia malah bengong sih!!" gerutu Nesya.
Berkali-kali Nesya memanggil Daffin masih tetap saja diam, lalu dengan terpaksa Nesya kemudian menepuk bahu Daffin guna menyadarkannya dari lamunan.
"Aoww!!" teriak Daffin ketika Nesya menepuk bahunya dengan cukup keras.
"Kenapa lo teriak? sakit ya!?"
Daffin menganggukkan kepalanya sembari meringis menatap Nesya.
"Perasaan gue nepuk bahu lo nggak sekeras itu deh! kenapa bisa lo kesakitan?"
"Kamu lupa ya! tadi bahu aku kan habis kejatuhan rak buku."
"Oh iya!! maaf... Gue lupa!?"
Daffin pun sedikit tersenyum melihat ekspresinya Nesya itu.
"Cupu maafin gue ya. Sakit banget ya lukanya?"
"Udah, nggak apa-apa kok."
"Yakin nggak apa-apa?!"
"Iya...."
Nesya merasa lega ketika mendengar ucapan Daffin itu. Tadinya dia sempat khawatir dengan keadaan Daffin, karena wajah Daffin tiba-tiba terlihat pucat setelah Nesya menepuk bahunya.
Tidak lama kemudian mereka berdua pun sampai di rumah Nesya. Setelah turun dari taksi Nesya kembali mengingatkan Daffin tentang janji yang sudah mereka sepakati tadi pagi di sekolah.
"Cupu, lo jangan lupa ya sama janji lo tadi di sekolah. Pokoknya gue mau semua fasilitas gue kembali lagi."
"Iya... Aku nggak akan lupa kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.