Pagi ini Daffin cukup terkejut melihat Aska, Toni dan Wawan sedang di hukum jalan jongkok keliling lapangan oleh Pak Bagas. Daffin merasa bingung kenapa Aska dan kedua temannya bisa di hukum seperti ini.
"Mereka kok bisa di hukum ya? kesalahan apa lagi yang sudah mereka lakukan?" gumam Daffin.
Ketika Daffin sedang merasa bingung melihat Aska dan kedua temannya di hukum, tiba-tiba saja Haris datang sambil tertawa terbahak-bahak melihat Aska dan kedua temannya sedang di hukum.
"Syukurin akhirnya kalian di hukum juga kan!" ujar Haris dengan lantang.
Aska merasa kesal mendengar sindiran dari Haris. Dia pun menatap Haris dengan tajam sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Haris. Lo kok malah ngeledek mereka sih?" tegur Daffin.
"Nggak apa-apalah Fin kalau gue ngeledek mereka sesekali. Habisnya mereka ngeselin. Sukanya ngebully orang terus di sekolah."
"Memangnya hari ini mereka bikin ulah apa lagi sih? kok bisa mereka di hukum seperti itu sama Pak Bagas?"
"Jadi lo nggak tahu Fin mereka di hukum karena apa?"
"Gue nggak tahu Ris ?!"
"Mereka itu di hukum karena udah ngerjain lo kemarin Fin."
"Memangnya siapa yang ngelaporin mereka Ris? jangan-jangan lo ya yang ngelaporin mereka?"
"Lah kok lo nuduh gue?! bukannya lo sendiri yang ngelaporin mereka Fin?"
"Nggak! gue nggak ada ngelaporin mereka?! lo kan lihat sendiri gue baru aja datang Ris."
"Terus kalau bukan lo, siapa dong yang ngelaporin mereka?"
Haris dan Daffin sama-sama bingung, mereka berdua tidak tahu siapa yang telah melaporkan Aska dan kedua temannya itu ke Pak Bagas.
"Udahlah Fin untuk apa kita mikirin siapa yang ngelaporin mereka. Lagian mereka memang pantas nerima hukuman ini. Mereka kan udah jahat banget sama lo." ucap Haris
Daffin memang mengingikan agar Aska dan kedua temannya mendapatkan hukuman. Namun, Daffin tetap merasa tidak tenang karena dia tidak tahu siapa orang yang sudah melaporkan Aska dan kedua temannya itu ke wali kelasnya. Daffin tenggelam dalam pikirannya, dia tidak menghiraukan Haris yang sedari tadi terus mengoceh di sampingnya. Melihat Daffin hanya diam sambil melirik ke arah Aska, Haris pun merasa kesal pada Daffin lalu dia sengaja mengagetkan Daffin dengan berteriak kencang di telinganya Daffin.
Daffin benar-benar terkejut mendengar teriakannya Haris.
"Ris lo apa-apaan sih? kenapa lo teriak di telinga gue?"
"Gue sengaja teriak di telinga lo biar lo sadar. Habisnya dari tadi gue lihat lo diam aja. Percuma gue ngoceh dari tadi ternyata lo nggak ngedengerin omongan gue."
"Ya Maaf, memangnya tadi lo ngomong apa Ris?"
"Hmmm. Udah lupain aja Fin, gue tahu lo pasti kasihan kan ngelihat Aska di hukum kayak gitu?"
"Bukan gitu Ris, gue bukannya kasihan sama Aska. Tapi gue hanya merasa penasaran aja, siapa sebenarnya yang udah ngelaporin mereka?"
"Siapa pun orangnya Fin, gue yakin dia orang yang baik. Dia pasti ngelakuin ini supaya Aska dan teman-temannya itu jera. Karena apa yang sudah mereka lakukan itu nggak benar. Jadi menurut gue lo nggak perlulah mikirin siapa orang yang ngelaporin Aska."
"Ris lo kan tahu sendiri Aska dan teman-temannya itu seperti apa. Gue rasa dengan mereka di hukum sekarang ini, itu nggak akan bikin mereka jera. Justru mereka akan balas dendam lagi dan gue nggak mau kalau nantinya orang yang udah ngelaporin Aska hari ini kena masalah hanya karena gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.