15

118 5 0
                                    

Daffin Sanjaya kembali mendapat perlakuan buruk dari Aska dan kedua temannya. Kali ini kejadiannya terjadi di luar sekolah, ketika Daffin sedang asik mengendarai sepeda kesayanganya tiba-tiba saja Aska, Wawan dan Toni menghadangnya di tengah jalan. Aska meminta Daffin untuk turun dari atas sepedanya. Daffin pun merasa heran melihat Aska tiba-tiba datang mencegatnya.

Melihat Aska terus menyorotnya begitu tajam, Daffin pun turun dari atas sepeda dan melangkah mendekati Aska. "E-elo mau apa lagi sih Ka? kenapa lo ngalangin jalan gue?" ucap Daffin sedikit gugup. Tanpa mengatakan apa pun Aska langsung mencengkram kerah kemeja Daffin dan menatapnya sengit. Daffin berusaha menahan cengkramannya Aska, tapi Aska malah memperkuat cengkramannya hingga membuat Daffin susah bernafas. "Aska salah gue apa? kenapa tiba-tiba lo nyerang gue kayak gini?" ucap Daffin.

"Elo masih berani nanya sama gue salah lo apa?! Lo itu nggak pernah dengerin peringatan gue, berkali-kali gue bilang jangan pernah deketin Nesya. Tapi lo masih tetap saja ngedeketin dia." ucap Aska dengan nada tinggi. "Gue nggak pernah ngedeketin Nesya Ka." jawab Daffin dengan nada sedikit gemetar.

"Bohong! lo jangan coba-coba bohongin gue ya. Kemarin gue lihat sendiri lo ngedeketin pacar gue dan lo masih mau bilang kalau lo nggak pernah ngedeketin dia?!"

"Udah Ka kasi aja dia pelajaran." kata Toni. Mencoba memanas-manasi Aska.

"Bener kata Toni Ka, lebih baik lo kasi aja dia pelajaran biar dia nggak gangguin cewek lo lagi." imbuh Wawan.

Amarah Aska semakin menjadi-jadi setelah mendengar perkataan kedua temannya itu. Dia terus mencengkram kerah kemeja Daffin dengan kuat. Daffin berusaha mengendalikan dirinya, dia tidak mau terpancing dengan sikap Aska yang arogan ini. Meski merasa kesulitan untuk bernafas Daffin tetap berusaha menahan cengkramannya Aska. "Aska lo sudah salah paham sama gue. Apa yang lo lihat kemarin itu nggak seperti apa yang lo bayangin. Gu-gue nggak pernah ngedeketin Nesya, kemarin itu gue hanya nggak sengaja nabrak dia." jelas Daffin.

"Nggak usah banyak ngomong lo! mau lo ngomong panjang lebar gue nggak akan pernah percaya sama lo. Gue tahu sebenarnya lo itu suka kan sama Nesya?!" teriak Aska sambil terus mencengkam kuat kerah kemeja Daffin. Melihat wajah Aska memerah Daffin sedikit takut. Sepertinya kali ini Daffin tidak akan selamat dari serangannya Aska. Setelah mencengkram kuat, Aska lalu mendorong tubuh Daffin hingga membuatnya tersungkur.

Ketika Aska ingin kembali menyerang Daffin tiba-tiba dia mendengar teriakan seorang gadis. Teriakan gadis itu berhasil membuat Aska terdiam sejenak. Semua mata yang ada di sana memandang ke arah gadis itu. Dengan gagah berani gadis itu melangkah menghampiri Aska.

"Elo! ngapain lo di sini?" teriak Aska.

"Hai!! ini kan jalanan umum jadi siapa saja berhak dong lewat sini! lo sendiri ngapain di sini?!" jawab gadis itu dengan berani.

"Nada." Daffin memanggil. "Kamu kok ada di sini?" Nada pun menatap Daffin kasihan. Melihat Daffin tersungkur di jalan, Nada langsung mendekati dan membantunya untuk berdiri. "Fin kamu nggak apa-apa kan?" tanya Nada cemas. "Aku nggak apa-apa kok Nad." jawab Daffin singkat.

Nada benar-benar sedih melihat Daffin diperlakukan seperti ini oleh Aska. Nada pun menyorot Aska tajam. "Kenapa? kok lo ngelihatin gue kayak gitu?" ucap Aska.

"Aska lo nggak ada kapok-kapoknya ya nyari masalah sama Daffin? sepertinya hukuman dari Pak Bagas kemarin itu nggak bikin lo jera sama sekali. Sebenarnya mau lo itu apa sih Ka? kenapa lo selalu nyerang Daffin?!" Aska hanya sedikit menyengir mendengar ocehannya Nada.

"Woy! cewek lemah berani-beraninya lo marah-marah sama Aska. Lo mau ya nasib lo sama kayak si cupu itu?!" kata Toni sedikit menyindir. Nada mengepalkan kedua tangannya dan menyorot Toni tajam. Toni malah menyengir melihat Nada menatapnya tajam.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang