"Kamu!!"
"Cupu!!!" kata Nesya sedikit terkejut melihat papinya datang bersama dengan Daffin.
Daffin juga terkejut melihat Nesya tiba-tiba keluar dari salah satu kamar yang ada di dalam rumahnya Aditya.
"Pak, jadi Nesya ini putri Bapak yang tadi Bapak ceritakan sama saya?" tanya Daffin merasa tidak percaya kalau Nesya adalah putri dari Aditya Dharmaraja.
"Iya! Nesya ini putri saya satu-satunya. Jadi kalian berdua ini sudah saling kenal ya?"
Sebelum menjawab pertanyaan dari Aditya, Daffin sempat melirik ke arah Nesya karena dia merasa bingung harus mengatakan apa pada Aditya.
"Daffin kok diam nak?" Aditya menepuk pundak Daffin pelan guna menyadarkannya dari lamunan.
"Ya Pak!!! Eeee,....."
"Kenapa nak??"
"M-maaf Pak, saya masih nggak percaya aja kalau Nesya ini ternyata putri Bapak."
"Jadi tebakan Bapak benar?! kalau kalian berdua ini sudah saling kenal?"
"Iya Pak, Saya dan Nesya sudah saling kenal. Saya itu teman sekelasnya Nesya di sekolah Pak."
"Wah bagus kalau gitu. Ternyata dunia ini sempit sekali ya?! Bapak benar-benar tidak menyangka ternyata kalian berdua sudah saling mengenal."
"Kami berdua emang sudah saling kenal Pi, tapi sayangnya si cupu ini bukan teman aku. Dia itu cuma ngarep aja pingin jadi teman aku di sekolah Pi." ucap Nesya sembari melangkah mendekati papinya.
"Nesya kenapa kamu bicara seperti itu!? memangnya kenapa kalau Daffin ini jadi teman kamu? dia ini anak yang baik kok."
"Menurut Papi mungkin dia itu anak yang baik, tapi menurut aku nggak Pi!! asal Papi tau aja, dia ini yang udah ngerebut gelar juara umum aku di sekolah dan gara-gara dia juga Papi jadi marahin aku."
"Nesya kenapa kamu jadi melimpahkan kesalahan kamu pada orang lain. Papi nggak pernah ya ngajarin kamu bersikap seperti itu! lagian kamu nggak bisa dapat juara umum itu karena kesalahan kamu sendiri, harusnya kamu introspeksi diri bukan malah menyalahkan orang lain!!"
"Papi! Papi kok ngomong gitu sih!??"
"Ya karena Papi tau gimana kelakuan kamu belakangan ini!! walaupun selama ini Papi sibuk kerja bukan berarti Papi nggak pernah memperhatikan kamu. Papi selalu memperhatikan kamu dan Papi lihat sendiri, kalau kamu belakangan ini nggak pernah fokus dalam belajar, yang kamu lakukan hanya keluyuran aja sama teman-teman kamu itu." tegas Aditya.
Daffin merasa bingung ketika berada ditengah-tengah perdebatan seperti ini, saat ini dia tidak tahu harus berbuat apa. Melihat Nesya dimarahi oleh papinya Daffin merasa sedih. Walaupun terkadang perkataan Nesya menyakitkan Daffin tetap saja tidak tega melihat Nesya dimarahi seperti itu.
"Pak tolong jangan marahin Nesya ya?!"
"Eh cupu! lo nggak usah deh sok belain gue. Lagian lo ngapain sih datang ke rumah gue? Papi juga ngapain bawa si cupu ini ke rumah kita, emangnya Papi kenal dia di mana!??"
"Nesya jaga ya ucapan kamu itu! Papi sengaja bawa Daffin ke sini karena tadinya Papi mau ngenalin dia sama kamu dan Papi benar-benar nggak menyangka ternyata kalian berdua itu sudah saling kenal. Nesya dengerin Papi ya, asal kamu tau Daffin ini anaknya baik sekali, dia yang sudah menyelamatkan hidup Papi dan bukan hanya hidup Papi saja yang dia selamatkan tapi hidup kamu juga nak."
"Maksud Papi apa? kenapa Papi bicara seperti itu, Nesya nggak ngerti?!"
Mendengar perkataan papinya Nesya, Daffin jadi merasa semakin tidak enak. Karena gara-gara dirinya Nesya dan papinya jadi ribut besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.