19

91 7 1
                                    

Tatapan mata yang penuh makna itu membuat Nesya tak bisa berpaling. Hatinya terasa begitu tenang setiap kali berada didekat Daffin. "Perasaan macam apa ini? nggak mungkin kan, gue suka sama si cupu ini?!" gumam Nesya dalam hati.

Setelah saling tatap menatap untuk beberapa saat Daffin pun tersadar lalu dia langsung menarik diri, kemudian memalingkan pandangannya. Dia merasa sedikit malu pada Nesya dan Nesya pun merasa begitu.

"Maaf Sya, kalau aku lancang. Ini kamu bersihkan sendiri saja." ucap Daffin, sembari memberikan saputangannya kepada Nesya dengan sedikit malu-malu.

Suasana yang tadinya biasa-biasa saja malah jadi canggung setelah mereka berdua saling berdekatan dan beradu pandang untuk beberapa saat. Dengan sedikit malu-malu Nesya mengambil saputangan itu dari tangannya Daffin, lalu dia gunakan saputangan itu untuk membersihkan sisa ice cream yang menempel disekitar mulutnya.

"Cupu,"

"Ya...." Daffin yang tadinya melihat kemana-mana, kembali menatap Nesya dengan lekat.

"Sejak kapan lo suka melukis?"

"Kenapa tiba-tiba kamu nanya soal itu?"

"Karena gue penasaran, kok bisa kemarin lo itu nggak ikut lomba musik, padahal setahu gue lo kan, suka banget sama musik."

Daffin terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Nesya, fokusnya teralihkan ke tempat lain. Nesya pun merasa kesal karena Daffin tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Melihat Daffin kelamaan diam Nesya lalu menepuk pundak Daffin dan menyadarkannya dari lamunannya itu.

"Cupu!! lo kenapa, kok bengong ?"

Daffin sedikit terkejut saat Nesya tiba-tiba menepuk pundaknya. Dia sampai bingung harus bicara apa dengan Nesya.

"Lo lagi mikirin apa sih sampai bengong kayak gitu?!"

"Eeee, nggak lagi mikirin apa-apa. Sya aku pergi dulu ya."

"Lo mau pergi ke mana? kok buru-buru banget perginya, katanya lo mau ngibur gue? kenapa lo malah pergi?!" begitu banyak pertanyaan yang Nesya lontarkan membuat Daffin jadi bingung harus jawab apa.

"Sya maaf ya aku nggak jadi ngibur kamu, waktunya nggak tepat."

"Maksud lo apa?"

"Pacar kamu datang, aku nggak mau ribut lagi sama dia."

"Pacar?!"

"Iya, dia sedang berjalan menuju ke sini."

Nesya benar-benar bingung dan tidak mengerti dengan perkataan Daffin itu, lalu dia pun menoleh kebelakang dan ternyata yang dimaksud Daffin pacar Nesya itu adalah Aska. Aska sedang berjalan menuju ke arah Nesya. Wajah Nesya yang tadinya sudah sumringah malah kembali cemberut saat melihat Aska.

"Aku ke kelas duluan ya Sya," ucap Daffin sembari melangkahkan kakinya.

"Cupu tunggu," baru saja Daffin berjalan beberapa langkah Nesya memintanya untuk berhenti. Daffin pun menoleh dan kembali menatap Nesya.

"Ini saputangan lo." kata Nesya sambil berjalan beberapa langkah dan memberikan saputangan itu pada Daffin.

"Udah, kamu simpan aja dulu saputangannya." kata Daffin sembari kembali melangkah pergi.

Baru saja berjalan beberapa langkah, Daffin malah menghentikan langkahnya dan kembali menghampiri Nesya. "Sya jangan lupa tersenyum, karena senyum kamu itu indah. Aku suka ngelihat senyum kamu itu."

Wajah Nesya langsung memerah padam saat Daffin mengucapkan kata-kata itu padanya. Setelah mengucapkan kata-kata itu Daffin langsung berlari pergi. Melihat Daffin sedang bersama dengan Nesya, Aska terbakar api cemburu dia pun bergegas menghampiri Nesya.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang