4

168 11 0
                                    


" Ibu.... "

" Dafa..., anak ku "

" Ibu dari mana saja ?, dari tadi aku nyari Ibu kemana-mana tapi Ibu tidak ada "

" Tadi Ibu pergi ke pasar nak, kenapa kamu begitu cemas? "

"Bagaimana Dafa tidak cemas Bu, tadi Ayah bilang kalau Ibu tidak ada di rumah, Dafa kan jadi hawatir takut Ibu kenapa-napa"

" Ibu tidak apa-apa nak, wajah kamu kenapa nak ?, apa kamu berantem di sekolah ? "

" Tidak Bu, tadi Dafa jatuh di toilet sekolah Bu dan wajah Dafa kebentur benda keras makanya jadi biru-biru begini "

" Ya ampun !, sini Ibu obatin dulu "

*

*

*

Daffin merasa sedih karena harus berbohong pada orang tuanya perihal luka yang ada di wajahnya. Jika dia berkata jujur tentang apa yang terjadi Ibu dan Ayahnya pasti sangat hawatir, karena tidak mau melihat orang tuanya hawatir Daffin terpaksa harus berbohong. Setelah mengganti pakaian dan makan Daffin pergi ke warung untuk membantu Ayah dan Ibunya jualan.

Daffin sangat rajin membantu orang tuanya dia tidak seperti anak-anak yang lain, biasanya anak seumuran Daffin sukanya ngumpul-ngumpul atau bermain sama teman-temannya. Sementara Daffin lebih memilih untuk membantu kedua orang tuanya, karena dia sangat menghormati dan menyayangi kedua orang tuanya.

" Daffin... " terdengar suara laki-laki paruh baya memanggil Daffin

" Ya, Ayah? " jawab Daffin dari dapur rumah makannya

" Sini sebentar nak, ada yang mau Ayah bicarakan " ucap laki-laki paruh baya yang ternyata adalah Ayahnya Daffin

Daffin yang sedang berada di dapur langsung keluar untuk menemui Ayahnya yang sedari tadi sudah menunggunya di halaman depan.

" Ada apa Ayah ? "

" Sini nak, lihat ini Ayah sudah membelikan kamu motor baru mulai besok kamu berangkat sekolah pakai motor ini ya ?, jangan bawa sepeda terus "

" Wah... motor baru ini untuk Daffin Ayah? "

" Iya...!!, kamu mau coba ?, bawa aja "

Awalnya Daffin terlihat senang saat mengetahui Ayahnya memberikan dia motor baru, tapi entah kenapa wajah senangnya itu berubah jadi sedih.

" Makasih ya Ayah, tapi Daffin tidak bisa pergi ke sekolah dengan motor ini "

" Kenapa tidak bisa nak ? "

" Ayah kalau Ibu Rani tahu, dia pasti akan kecewa dan marah sama Daffin "

" Biar nanti Ayah yang jelaskan sama Ibu kamu, Ayah tidak tega melihat kamu setiap hari harus berangkat sekolah membawa sepeda gayung. Pasti semua teman-teman kamu pada menertawakan mu nak "

" Ayah Daffin ga apa-apa, Daffin senang kok kalau berangkat sekolahnya bawa sepeda sekalian Daffin dapat olah raga juga Ayah "

" Maafkan Ayah ya nak, kamu jadi susah begini gara-gara.... "

Belum selesai Ayahnya bicara Daffin langsung memotong pembicaraan Ayahnya, karena dia tahu apa yang akan di katakan oleh Ayahnya.

" Ayah ini semua bukan salah Ayah jadi Ayah tidak perlu minta maaf sama Daffin. Daffin ikhlas kok ngelakuin ini semua Ayah, yang penting semua orang yang Daffin sayangi selalu bahagia "

Daffin di peluk erat oleh Ayahnya dan begitu juga sebaliknya Daffin memeluk erat Ayahnya. Ayahnya merasa bangga memiliki  anak berhati besar dan baik seperti Daffin, karena itu Ayahnya ingin membahagiakan Daffin dengan memberikan motor baru untuk Daffin tapi sayangnya Daffin tidak bisa menerima motor yang di berikan oleh Ayahnya karena suatu alasan.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang