Setelah dua hari dirawat di rumah sakit Daffin masih belum juga sadarkan diri, Nesya pun merasa sangat khawatir melihat kondisi Daffin seperti itu. Dia bahkan tidak berhenti menangis dan terus meminta maaf kepada kedua orang tua Daffin. Saat itu kedua orang tua Daffin tidak menyalahkan Nesya sama sekali atas apa yang terjadi pada Daffin. Justru mereka berdua berusaha menenangkan dan menghibur Nesya saat itu. Namun, Nesya tetap saja merasa menyesal dan bersalah. karena gara-gara meyelamatkan nyawannya, Daffin jadi terluka parah.
Melihat putri kesayangannya terus menangis Aditya merasa sangat sedih. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menghibur putri kesayangannya itu.
"Nesya." Aditya memanggil.
Nesya yang saat itu sedang duduk di depan ruang ICU langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar panggilan itu.
"Papi."
Ketika melihat kehadiran papinya, Nesya langsung berdiri dan memeluk papinya sembari menangis. Dipelukan papinya Nesya kembali menumpahkan semua kesedihan yang dirasakannya. Dan saat itu Aditya pun mencoba menenangkan putrinya sembari mengusap-usap bahu putrinya dengan lembut.
"Sayang, sudah ya. Jangan menangis terus, Papi ngerti apa yang kamu rasakan saat ini. Kalau kamu terus menangis seperti ini nanti kamu bisa sakit, kalau kamu sakit nanti siapa yang akan ngejagain Daffin di sini?"
Begitu mendengar perkataan papinya itu Nesya pun berhenti menangis dan langsung menatap papinya teduh.
"Pi, superhero kita akan baik-baik aja, kan? dia akan bangun lagi kan Pi?"
"Ya sayang, superhero kita pasti akan baik-baik saja. Dia akan bangun lagi untuk melihat kamu dan melihat orang-orang yang dia sayangi, karena itu Papi minta kamu untuk tetap tenang ya. Semuanya pasti akan baik-baik saja."
"Kalau semuanya baik-baik saja, kenapa sampai sekarang superhero kita belum sadar juga Pi?"
"Sabar sayang, superhero kita kan baru saja selesai oprasi. Mungkin saja dia masih butuh waktu untuk istirahat, karena kemarin dia kan kehilangan banyak darah. Jadi kamu harus sabar, Papi yakin sebentar lagi superhero kita pasti akan sadar."
Saat Aditya berusaha untuk menghibur Nesya, tiba-tiba saja beberapa teman sekolah Nesya datang untuk mengunjungi Nesya dan juga Daffin. Ketika melihat teman- temannya datang, Nesya pun sedikit terkejut.
"Haris, Nada, Milly, Nayra! kalian ngapain ke sini? bukanya ini masih jam pelajaran sekolah ya?"
"Hari ini semua guru di sekolah kita ada rapat penting, jadi kita semua dipulangkan lebih awal Sya." jawab Haris.
"Oh gitu."
"Sya kenapa muka lo pucat banget? lo pasti belum makan ya?" tanya Nayra.
"Gue lagi nggak pengin makan Ra."
"Ya ampun Sya, kenapa lo malah menghukum diri lo sendiri. Kalau nanti lo sampai sakit gimana? lo nggak kasihan sama Papi lo?"
"Nesya tidak akan pernah kasihan sama Om Nayra. Kamu tau kan Nesya ini sangat keras kepala, jadi mana mungkin dia peduli sama Om."
"Papi, kenapa Papi bicara seperti itu. Nesya sangat sayang sama Papi dan Nesya juga sangat peduli sama Papi."
"Kalau kamu beneran sayang dan peduli sama Papi, harusnya kamu dengerin kata-kata Papi. Bukanya malah bersikap seperti ini."
"Maafin Nesya Pi, Nesya janji nggak akan bersikap seperti ini lagi."
Merasa terharu mendengar perkataan putrinya itu, Aditya pun kembali memeluk putri kesayanganya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.