40

93 3 3
                                    

Nesya tak mampu menyembunyikan rasa malunya ketika melihat ekspresi yang Daffin tunjukkan saat ini di depannya. Nesya benar-benar tidak menyangka kalau kata-kata itu akan keluar dari mulutnya, padahal setiap kali bertemu dengan Daffin, Nesya selalu berusaha untuk mengendalikan perasaannya namun yang terjadi malah sebaliknya. Dia tidak mampu untuk mengendalikan hatinya.

Daffin yang sempat terkejut mendengar ucapan Nesya itu langsung tersenyum bahagia ketika melihat Nesya tersipu malu.

"Cupu lo ngapain senyum-senyum gitu? lo ngeledek gue ya?!" ucap Nesya sedikit curiga.

"Nggak!!" balas Daffin sambil sedikit mengerutkan keningnya. "Siapa yang ngeledek kamu. Aku nggak ngeledek kok, aku cuma senang aja." sambung Daffin.

"Senang?! senang kenapa??"

"Senang ngeliatin kamu."

"Ihh! jangan ngegombal deh."

"Siapa yang gombalin kamu?! aku serius tau!!"

"Emangnya muka gue kelihatan lucu ya? sampai lo senang kayak gitu ngeliatin gue!?"

"Yaa... muka kamu itu memang lucu banget! karena itu aku senang ngeliatnya ditambah lagi kamu kelihatan kayak cemburu-cemburu gini, makin suka aku ngeliatnya."

"Cemburu!? siapa yang cemburu cupu!!?"

"Kamu!!"

"Gue cemburu!? nggak mungkin. Gue nggak ada ngomong kayak gitu ya sama lo!"

"Masa sih kamu nggak ada ngomong kayak gitu!?"

"Nggak ada!!"

"Terus tadi kamu ngomong apa dong?!"

"Tadi gue cuma bilang, kalau lo itu ternyata lebih sayang sama sepeda butut lo ini daripada sama gu,....." Nesya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sembari memicingkan matanya karena merasa malu pada Daffin.

"Aduh! kenapa gue keceplosan lagi sih!!?" Nesya ngebatin.

Daffin yang saat itu berdiri tidak jauh dari Nesya kembali mengukir senyuman ketika melihat ekspresi Nesya yang malu-malu itu. Lalu Daffin pun berjalan selangkah mendekati Nesya dan menggapai tangannya.

Seketika aksi Daffin itu pun membuat Nesya terkejut dan terdiam tanpa kata. Dalam hati Nesya tak menyangka Daffin akan bereaksi seperti itu. Jantung keduanya pun sama-sama berdegup kencang saat kedua pasang mata itu saling beradu pandang.

Ketika mereka saling beradu pandang, Daffin tidak berhenti mengukir senyuman manis di bibirnya. Seketika senyuman manis itu semakin membuat Nesya melayang jauh ke awang.

"Aduh nggak kuat gue! makin gue liat senyumnya jantung gue semakin berdegup kencang. Kalau kayak gini terus bisa-bisa gue beneran jatuh hati sama si cupu." gumam Nesya dalam hati.

Di saat mereka berdua sedang hanyut dalam suasana. Tiba-tiba saja Aditya keluar dari dalam rumah dan melihat putrinya sedang beradu pandang mesra dengan Daffin.

"Hmm." Aditya berdecak.

Nesya dan Daffin pun terkejut mendengar decakan itu. Lalu mereka berdua kompak menoleh ke arah suara decakan itu berasal.

Saat menoleh Daffin dan Nesya melihat Aditya sedang menatap mereka berdua dengan tatapan seriusnya. Nesya dan Daffin pun langsung saling menjauh satu sama lain.

"Kalian berdua sedang ngapain di situ? kenapa nggak masuk ke dalam?!" tanya Aditya dengan nada seriusnya.

Sebelum menjawab Nesya dan Daffin saling lihat satu sama lain. Mereka berdua sama-sama salah tingkah dan bingung harus menjawab apa. Untuk menyembunyikan rasa malunya Nesya pun pergi menghampiri papinya yang sedang berdiri di teras rumahnya.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang