Akhirnya Daffin dan Nesya pun memutuskan untuk saling menjauh demi kebaikan mereka. Meski keputusan ini terasa menyakitkan namun, bagi Daffin melihat Nesya bahagia itu sudah cukup.
Bukan hanya Daffin saja yang merasa sedih. Nesya juga merasakan hal yang sama, dia juga sedih karena harus menjauh dari Daffin. Padahal dia sudah merasa nyaman berada di dekat Daffin namun, kini dia terpaksa harus menjauhi Daffin, supaya tidak terjadi lagi kesalahpahaman di antara Daffin, Nesya dan juga Aska.
Usai bicara dengan Nesya, Daffin pun pergi mencari keberadaan Haris. Saat menyusuri koridor Daffin melihat teman-temannya sedang berkerumun di depan mading sekolah. Daffin lalu menghentikan lakahnya dan memperhatikan apa yang sedang terjadi.
"Kok mereka pada berkerumun ya?! mereka lagi ngelihatin apa?" gerutu Daffin.
Karena merasa penasaran melihat teman-temannya pada berkerumun Daffin lalu kembali melangkahkan kakinya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Baru berjalan beberapa langkah Daffin terpaksa harus menghentikan langkahnya karena mendengar panggilan dari Haris.
"Daffin tunggu!" Haris memanggil dari kejauhan.
Ketika mendengar panggilan itu Daffin pun menoleh ke arah Haris. Saat Daffin menoleh ke arah Haris ternyata Haris sedang bersama dengan Nada.
Melihat Daffin menunggu Haris dan Nada pun buru-buru menghampiri Daffin. "Haris, Nada kalian berdua habis dari mana?"
"Lo yang habis dari mana?! dari tadi gue cariin lo nggak ada!" tanya Haris balik.
"Jadi dari tadi lo nyariin gue Ris?!"
"Iya... gue nyariin lo!! tadi lo ke mana aja sih?"
"Sorry! tadi gue habis dari toilet, biasa kebelet. Memangnya ada apa Ris?"
"Gue sama Nada mau ngajakin lo ngelihat hasil ulangan kita."
"Memang hasilnya udah keluar?"
"Udah! hasilnya udah di tempel di mading."
"Jadi mereka berkerumun pada ngelihatin hasil ulangan?" tanya Daffin sambil melihat ke arah kerumunan itu.
Haris dan Nada kompak menganggukkan kepala mereka. "Ya udah kalau gitu ayo kita ke sana." ajak Daffin.
Mereka bertiga langsung berlari ke arah mading. "Misi...Misi! cowok ganteng mau lewat." kata Haris sambil mencari celah untuk melihat hasil ulangannya. Daffin dan Nada menggeleng sambil tersenyum melihat aksi Haris itu.
Melihat Haris berhasil mencari celah untuk masuk kebarisan depan, Nada dan Daffin pun mengikutinya. Setelah berdiri di depan mading jantung Haris, Nada dan Daffin pun berdegup kencang. Sebenarnya mereka bertiga masih belum siap untuk melihat hasil ulangan mereka. Mereka itu takut kalau nanti hasilnya akan mengecewakan.
Meski merasa deg-degan, mereka bertiga tetap harus melihat hasil ulangan mereka saat ini. Lalu dengan sedikit teliti mereka mencari-cari nama mereka di mading.
Setelah berhasil menemukan nama mereka masing-masing, Haris, Nada dan Daffin sontak kaget melihat nilai yang mereka dapatkan.
"Fin gue nggak lagi mimpi, kan?!" kata Haris merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
"Maksud lo apa Ris?!" tanya Daffin tidak mengerti.
"Lihat deh Fin, ini beneran gue masuk lima besar?" kata Haris sambil menunjuk namanya.
Nada dan Daffin pun kompak melihat nilai ulangannya Haris dan ketika mereka berdua melihat nilainya Haris, mereka berdua cukup terkejut dan tidak menyangka ternyata Haris berhasil meraih posisi lima besar dan nilainya juga bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.