31

108 4 6
                                    

Sayup-sayup mata Nesya terus menatap wajah Daffin yang mempesona itu. Dia seakan tak mampu untuk berpaling lagi saat menatap wajah tampan dan berkarisma itu. Melihat raut wajah Daffin yang panik Nesya sedikit tersenyum, dalam hati dia merasa senang karena ternyata Daffin begitu mengkhawatirkan dirinya.

Melihat Nesya menatap dirinya sembari tersenyum, Daffin merasa heran. Dia tidak mengerti kenapa Nesya bersikap begitu. Padahal saat ini Daffin sangat mengkhawatirkan keadaan Nesya.

"Sya! kamu baik-baik aja, kan?" tanya Daffin sembari menatap Nesya dengan penuh makna. Melihat tatapan Daffin itu, Nesya semakin terbawa perasaan. Padahal dia sudah berusaha untuk keluar dari rasa itu namun, lagi-lagi dia terjebak.

"Nesya! kenapa kamu natap aku seperti itu? please jangan buat jantung aku berdegup kencang karena tatapan kamu itu. Aku nggak mau kamu tau kalau sebenarnya aku memiliki rasa yang lebih untuk kamu." Daffin ngebatin.

Karena begitu larut dalam perasaan tanpa disadari Daffin menggerakkan tangannya dan menyentuh pipi Nesya dengan lembut. Sentuhan lembut Daffin itu semakin membuat Nesya melayang-layang dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.

Ketika mereka berdua sedang larut dalam perasaan mereka, tiba-tiba saja ada salah satu siswa yang tanpa sengaja menabrak tubuh Daffin dan membuat Daffin sedikit terkejut. Untung saat itu Daffin merangkul Nesya dengan erat dan dia juga berdiri dengan kokoh kalau tidak mungkin mereka berdua sudah terjatuh gara-gara dorongan temannya itu.

Karena dorongan itu mereka berdua pun tersadar dari lamunan mereka dan dengan cepat Nesya kembali berdiri tegak, setelah tadi dia cukup lama berada dalam pelukan Daffin. Begitu sadar dari lamunan, mereka berdua pun saling memalingkan pandangan mereka.

"Nesya." Daffin memanggil. Nesya pun menoleh dan menatap Daffin dengan wajah pucatnya.

"Sya! muka kamu pucat banget. Aku antar kamu ke UKS ya?!"

"Nggak usah. Gue nggak apa-apa kok. Mendingan sekarang kita ke ruangan Pak Bagas aja."

"Tapi Sya,..."

"Udah jangan bawel." potong Nesya. Sembari melanjutkan langkahnya menuju ruangan Pak Bagas.

Karena Nesya menolak untuk diajak ke UKS Daffin pun tidak berani memaksa, dia hanya bisa mengikuti dan menjaga Nesya dari belakang.

***

Ketika sampai di ruangan Pak Bagas, Daffin dan Nesya sama-sama memasang wajah tegang mereka. Daffin tidak mengerti kenapa Pak Bagas tiba-tiba menyuruh Daffin dan Nesya untuk datang ke ruangan Pak Bagas saat ini. Padahal Daffin dan Nesya merasa tidak ada melakukan kesalahan apa pun.

"Daffin, Nesya."

"Ya Pak."

"Kenapa wajah kalian berdua pada tegang begitu?!"

Daffin dan Nesya saling lihat waktu Pak Bagas bertanya seperti itu kepada mereka berdua.

"Kalian berdua tegang gara-gara Bapak menyuruh kalian untuk datang ke sini ya?!"

"Iya Pak." jawab Daffin dan Nesya sambil menganggukkan kepala mereka.

Pak Bagas mengukir senyuman saat mendengar jawaban dari Daffin dan Nesya.

"Bapak kenapa senyum?!" tanya Daffin merasa heran.

"Bapak senyum seperti ini karena melihat ekspresi lucu kalian berdua. Kalian berdua pasti mengira Bapak akan ngasih kalian hukuman ya?!"

Dengan wajah datar Daffin dan Nesya kompak menganggukkan kepala mereka. Pak Bagas pun kembali tersenyum lebar melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh kedua muridnya itu.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang