Alarm bel pulang sekolah berbunyi, Nesya yang saat itu sedang duduk di taman dengan kedua sahabatnya langsung bergegas pergi ke kelas untuk mengambil tas ranselnya. Setelah mengambil tasnya di atas meja, Nesya pun buru-buru keluar dari dalam kelas dan tanpa sengaja di depan kelas ia bertabrakan dengan Daffin.
Daffin yang saat itu ingin mengambil tasnya di dalam kelas cukup terkejut ketika Nesya tiba-tiba saja menabraknya di depan kelas. Karena cukup kerasnya tabrakan itu Nesya sampai kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke lantai.
Gedebug!!!
"Aooww!!" Nesya berteriak kesakitan.
Seketika Daffin yang tadi terkejut langsung panik melihat Nesya jatuh di depan matanya.
"Nesya!" teriak Daffin sembari bergegas menghampiri Nesya yang terduduk lemas di lantai.
"Sya kamu baik-baik aja, kan?" tanya Daffin kepada Nesya.
Dengan sedikit ragu Nesya membalas pertanyaan Daffin dengan menganggukkan kepalanya, dalam hati ia merasa sangat malu karena Daffin harus melihatnya jatuh seperti ini.
"Ayo Sya aku bantuin kamu berdiri." ucap Daffin sembari mengulurkan kedua tangannya.
Hati Nesya semakin tersentuh melihat perlakuan Daffin yang begitu tulus kepadanya. Lalu tanpa rasa ragu Nesya kemudian menggapai kedua tangan Daffin dan memegangnya dengan erat.
Begitu Nesya memegang kedua tangannya dengan erat, Daffin lalu membantu Nesya untuk bangun dan berdiri kembali.
"Sya, maaf ya aku nggak sengaja nabrak kamu tadi. Kamu nggak ada yang luka, kan?" tanya Daffin sambil memeriksa tubuh Nesya.
Saat Daffin bertanya Nesya tidak menjawab, kedua matanya fokus menatap wajah Daffin yang sedang panik karena begitu mengkhawatirkan keadaan Nesya saat itu.
"Cupu kenapa sih lo selalu mengkhawatirkan gue? lo tau nggak, saat ini jantung gue berdegup kencang gara-gara ngelihat lo ngasih perhatian kayak gini ke gue. Apa gue sanggup ya terus nyembunyiin perasaan ini dari lo?" Nesya membatin. Untuk sesaat ia pun hanyut di dalam perasaannya.
Menyadari Nesya hanya diam Daffin kemudian mengarahkan pandangannya ke wajah Nesya. Begitu pandangannya mengarah ke wajah Nesya, Daffin pun terkejut. Dia baru menyadari kalau saat itu kedua mata Nesya sembab. Dengan spontan kedua tangan Daffin langsung menangkup pipi Nesya dan berkata.
"Sya mata kamu kenapa sembab kayak gini? kamu habis nangis ya?"
Nesya yang saat itu sedang hanyut dalam perasaanya cukup terkejut ketika Daffin tiba-tiba menangkup pipinya. Ia tidak menyangka kalau Daffin akan bereaksi seperti itu, lalu untuk sesaat kedua pasang mata itu pun saling beradu pandang.
***
Baru saja kedua pasang mata itu saling beradu padang, tiba-tiba wajah Nada terlintas begitu saja dalam benak Nesya, hingga membuatnya saat itu pun tersadar.
"Sya lo nggak boleh baper kayak gini. Ingat si cupu yang ada di hadapan lo saat ini udah jadi milik orang lain. Lo nggak bisa lagi berharap lebih sama dia." batin Nesya.
Begitu tersadar Nesya dengan perlahan langsung melepaskan kedua tangan Daffin dari pipinya sembari berkata.
"Lo nggak perlu terlalu mengkhawatirkan gue. Lo lihat kan gue baik-baik aja."
Daffin yang saat itu sangat mengkhawatirkan keadaan Nesya, merasa heran melihat sikap Nesya yang tiba-tiba saja berubah jadi sinis lagi terhadapnya.
"Nesya kenapa lagi sih? kok tiba-tiba sikapnya berubah kayak gini?!" Daffin membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.