Aska hampir saja memukul Daffin di hadapan Nesya. Beruntung dengan cepat Nesya berhasil menahan tangannya Aska yang hampir saja mendarat di wajahnya Daffin.
"Aska lo apa-apaan sih, datang-datang langsung main pukul kayak gini?!"
Aska menatap Nesya heran, "Kamu kenapa sih Sya, kenapa sekarang kamu jadi belain dia. Jangan-jangan kamu udah mulai suka ya sama dia?"
"Terserah lo mau bilang apa tentang gue!! yang jelas gue nggak suka ngelihat sikap lo yang kayak gini."
Daffin benar-benar tidak menyangka akan mendapat serangan tak terduga dari Aska. Beruntung ada Nesya yang bisa menghentikan serangan Aska itu, kalau tidak ada Nesya mungkin Daffin sudah babak belur dihajar oleh Aska.
Aska menatap Daffin sengit dia benar-benar marah melihat Daffin kini semakin berani dekat dengan Nesya, apa lagi saat ini Nesya lebih membela Daffin daripada dirinya.
"Cupu ayo kita pergi dari sini." ucap Nesya sembari menarik tangan Daffin.
Aska menggeleng tak percaya melihat Nesya bersikap begitu baik pada Daffin. Karena tak terima Nesya pergi begitu saja, Aska pun menghentikan langkah Nesya dengan mencengkram tangannya.
"Nesya kamu nggak boleh pergi sama dia." tegas Aska.
"Aska lo apa-apaan, lepasin nggak tangan gue?! dengar ya lo itu nggak berhak ngelarang gue, terserah gue mau pergi dengan siapa itu hak gue."
Daffin dan Aska kembali tidak menyangka kalau Nesya akan berbicara seperti itu. Mendengar perkataan Nesya itu Aska meradang, dia terus saja menatap Daffin dengan sengit. Daffin jadi takut melihat Aska menatapnya seperti itu. Karena tak mau melihat Nesya lebih marah lagi, akhirnya Aska pun melepaskan cengkramannya itu.
Daffin jadi merasa serba salah di hadapan Nesya dan Aska. Dia benar-benar tidak bermaksud membuat hubungan Aska dan Nesya jadi merenggang, karena niatnya datang ke taman hanya untuk menenangkan diri tapi tanpa disangka dia malah mendapat masalah.
"Aska lo jangan salah paham dulu, gue sama Nesya tadi hanya nggak sengaja ketemu di sini. Jadi gue mohon lo jangan marah-marah kayak gini." jelas Daffin.
"Cupu udah, lo nggak perlu ngejelasin apa pun sama dia. Mendingan sekarang kita pergi aja dari sini." ucap Nesya sembari menarik tangan Daffin kembali dan membawanya pergi menjauh dari Aska. Daffin tidak bisa menolak waktu Nesya membawanya pergi begitu saja.
Ketika Nesya membawa Daffin pergi, Daffin tidak bisa berhenti menatap wajah Nesya. Daffin benar-benar terpesona sampai tidak bisa memalingkan pandangannya, ditambah lagi cara Nesya menggenggam tangan Daffin membuat jantung Daffin berdegup kencang. Daffin benar-benar tidak menyangka Nesya bisa bersikap sebaik ini kepadanya. Padahal selama ini Nesya selalu saja membulinya di sekolah.
Setelah pergi cukup jauh dari Aska, Nesya lalu menghentikan langkahnya dan melepaskan genggaman tangan itu. Meski sudah berhenti melangkah Daffin tetap saja tidak bisa memalingkan pandangannya dari Nesya.
"Cupu." Nesya memanggil namun tak ada balasan dari Daffin. Melihat Daffin terus saja menatap dirinya, Nesya merasa heran lalu dia pun menepuk pundak Daffin guna menyadarkan Daffin dari lamunannya.
Setelah Nesya menepuk pundaknya akhirnya Daffin sadar dari lamunannya itu. "M-maaf Sya." ucap Daffin gugup.
"Lo itu kenapa sih?! ngapain lo ngelihatin gue sampai kayak gitu?"
Daffin benar-benar merasa malu karena ketahuan oleh Nesya, dia sampai bingung harus jawab apa.
"Eeee, nggak kenapa-napa kok Sya. Aku cuma nggak nyangka aja kamu ninggalin Aska begitu saja, aku jadi nggak enak sama dia. Maafin aku ya Sya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.