Ketika Nesya dibawa pergi paksa oleh dua orang laki-laki itu, Daffin benar-benar panik dan khawatir. Lalu dia pun bergegas mengejar mobil para penculik itu.
Dengan wajah panik Daffin mengejar mobil penculik itu menggunakan sepeda motor yang dia pinjam dari salah satu satpam di sekolahnya. Meski terlihat jarang mengendarai sepeda motor Daffin tidak merasa takut sedikit pun untuk mengebut di jalanan. Karena itu dia terus menambah kecepatan kendaraannya, agar dia bisa segera menyelamatkan Nesya dari para penculik itu.
Sementara itu Nesya yang berada di dalam mobil itu terus berontak dan berteriak minta tolong, hingga membuat para penculik itu pun kesal mendengarnya. Karena Nesya terus berontak akhirnya salah satu dari penculik itu langsung mengikat kedua tangan Nesya dan menyuruhnya untuk diam. Jika Nesya tidak mau diam juga para penculik itu mengancam akan berbuat kasar kepada Nesya.
Setelah mendengar ancaman itu Nesya tidak berani berteriak lagi. Dia langsung diam sembari berdoa dalam hati, berharap seseorang akan datang menolongnya. Baru saja Nesya berdoa dalam hati tiba-tiba mobil penculik itu berhenti mendadak.
"Sial berani-beraninya orang itu menghalangi jalan kita." kata salah satu penculik itu.
Nesya yang sempat terkejut langsung mengarahkan pandangannya ke kaca depan mobil penculik itu dan benar apa yang dibilang salah satu dari penculik itu, bahwa ada seorang pengendara motor yang sedang menghalangi mobilnya. Namun, karena kaca depan mobil penculik itu sedikit gelap Nesya tidak bisa melihat dengan jelas wajah si pengendara motor itu.
Setelah cukup lama melakukan pengejaran Daffin akhirnya berhasil menghadang mobil para penculik itu dan tanpa rasa takut Daffin langsung turun dari atas motornya sembari melayangkan tatapan tajamnya ke dalam mobil itu. Dari jarak cukup jauh Daffin mencoba memeriksa siapa saja yang ada di mobil itu. Setelah mengamati dengan teliti Daffin cukup terkejut, ternyata di dalam mobil itu tidak hanya ada dua orang laki-laki melainkan ada tiga orang laki-laki. Dua di antaranya berbadan agak besar dan yang satunya berbadan sedang. Yang berbadan sedanglah yang mengemudikan mobil itu, sementara yang berbadan agak besar duduk di kursi belakang bersama dengan Nesya.
Melihat gerak-gerik Daffin sedikit mencurigakan para penculik itu pun merasa heran, lalu salah satu dari mereka bertiga pun turun dari mobil dan pergi menghampiri Daffin.
"Hei... Bocah ingusan. Ngapain lo ngalangin jalan gue, minggir sana." ucap laki-laki yang berbadan agak besar itu.
"Maaf pak, saya tidak akan minggir dari sini sebelum bapak melepaskan teman saya yang ada di dalam mobil bapak itu."
"Oh, jadi lo itu temannya dia?"
"Iya. Tolong lepaskan teman saya itu pak."
"Maaf, gue nggak bisa ngelepasin teman lo itu. Mendingan sekarang lo minggir, jangan sampai gue bersikap kasar sama lo."
"Coba aja, gue nggak takut."
"Wah! ni bocah benar-benar nantangin gue."
Karena Daffin bersikeras tidak mau minggir akhirnya laki-laki yang berbadan agak besar itu pun marah dan langsung menyerang Daffin. Untungnya Daffin bisa bela diri, jadi dia tidak takut untuk melawan laki-laki itu. Meski diserang berkali-kali Daffin berhasil menangkis serangan dari laki-laki itu dan hanya dengan satu balasan serangan saja Daffin sudah berhasil membuat laki-laki itu terkapar.
Begitu melihat temannya terkapar, dua orang penculik yang masih ada di dalam mobil itu langsung keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri temannya itu. Saat kedua orang itu sibuk mengurus temannya, diam-diam Daffin berlari ke arah mobil itu dan dia langsung membuka pintu belakang mobil itu.
Ketika pintu terbuka Nesya cukup terkejut, dia tidak menyangka kalau si pengendara motor itu adalah Daffin.
"Cupu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.