" Kamu... " itulah kata-kata yang selalu di ucapkan Daffin setiap kali melihat Nesya. Beruntung Nesya datang tepat waktu, kalau saja Nesya tidak datang mungkin Daffin sudah babak belur di hajar sama Aska dan teman-temannya.
*****
" Kamu...., Kenapa kamu ada disini ? "
" Lo itu kenapa sih setiap kali ngelihat gue selalu bilang kamu.... kamu.... kamu, enek gue dengarnya tahu ga "
" Maaf...kenapa lo ga mau ?, kalau lo ga mau itu artinya lo ga tahu terima kasih dan gue bisa saja nyuruh Aska balik lagi kesini untuk mukulin lo "
" Aku ucapkan terima kasih karena tadi kamu sudah menyelamatkan aku dari kemarahanya Aska, tapi bukan berarti aku harus membalas kebaikanmu dengan membuatkan semua tugas-tugasmu itu kan ? "
" Benar ya kata Aska lo sudah berani melawan kita sekarang, ok gue mau lihat sejauh mana keberanian anak cupu kayak lo mau ngelawan Aska dan teman-temannya "
" Maaf ya Sya aku datang kesekolah ini bukan mau mencari musuh tapi aku mau belajar dan juga mau berteman dengan kalian, aku tidak punya niat untuk menantang siapa pun di sekolah ini, aku tidak menantang kamu atau pun Aska aku tulus ingin berteman dengan kalian "
Kata-kata yang Daffin ucapkan sepertinya membuat hati Nesya sedikit tersentuh, namun sayangnya Nesya masih menutupi rasa simpatinya itu dengan kebencian.
*
*
*
Nesya mengajak Milly dan Nayra pergi untuk mencari Aska, sebenarnya dia hanya menggertak saja supaya Daffin mau mengerjakan tugas sekolahnya. Ketika mendengar Nesya berkata begitu Daffin berpikir lagi, jika hari ini dia tidak menuruti permintaan Nesya maka Daffin akan pulang dengan wajah babak belur dan itu akan membuat orang tuanya hawatir, sekarang dia tidak punya pilihan lain.
" Tunggu Nesya "
" Kenapa ? apa sekarang lo berubah pikiran ? "
" Baiklah aku akan melakukan apa yang kamu minta, aku akan membuatkan semua tugas-tugas sekolahmu "
" Guys..., lihat deh si cupu ini nyalinya kecil banget ya "
" Ya Sya gue pikir tadi dia beneran berani ngelawan Aska dan teman-temannya "
" Nesya, Milly mana mungkin cowok cupu kayak dia berani ngelawan Aska "
Nesya dan teman-temannya terus meledek Daffin mereka benar-benar meremehkan kemampuan Daffin karena penampilan Daffin yang cupu, tapi Daffin tetap diam dia tidak menghiraukan perkataan Nesya dan teman-temannya.
" Terserah kalian mau bilang apa tentang ku, yang jelas aku melakukan ini untuk kebaikan ku sendiri "
" Ya sudah ini lo bawa semua buku-buku gue dan jangan lupa besok lo bawa lagi semua buku-buku gue ini "
Setelah memberikan semua buku-bukunya Nesya langsung pergi begitu saja. Mengetahui Daffin di bawa pergi sama Toni dan Wawan, Haris jadi panik dan dia pun pergi mencari keberadaan Daffin. Haris mencoba mengikuti arah kemana Toni dan Wawan membawa paksa Daffin, namun sayang di pertengahan Haris kehilangan jejak dia jadi semakin hawatir takutnya Toni dan Wawan menyakiti Daffin.
Haris tidak menyerah dia terus mencari dimana Toni dan Wawan membawa Daffin pergi, setelah mengelilingi area sekolah Haris kepikiran mencari Daffin di seluruh toilet yang ada di sekolah dan akhirnya Haris berhasil menemukan Daffin.
" Daffin lo ga apa-apa kan ? "
" Gue ga apa-apa Ris, lo kenapa ngos-ngosan gitu ? "
" Dari tadi gue nyariin lo Fin, soalnya tadi gue lihat Wawan dan Toni bawa lo pergi, gue jadi curiga takutnya mereka ngejahatin lo "
" Gue ga apa-apa kok Ris, tadi mereka memang di suruh sama Aska untuk bawa gue kesini, tapi beruntungnya ada orang baik yang nyelamatin gue tadi "
" Syukurlah kalau lo ga di apa-apain sama mereka, tapi kenapa lo bawa buku sebanyak ini ? "
Daffin tidak menjawab pertanyaan dari Haris dia hanya diam sambil terus memandang buku yang dia bawa.
" Kenapa lo ga jawab pertanyaan gue Fin, itu semua bukan buku lo kan ? "
" Ya Ris ini bukan buku gue "
" Terus itu buku punya siapa Fin ?, coba gue lihat "
Haris melihat buku-buku yang di bawa oleh Daffin, dia ingin tahu siapa lagi orang yang ingin memanfaatkan Daffin. Setelah mengetahui siapa pemilik dari buku-buku itu Haris pun bertanya pada Daffin.
" Kenapa bukunya Nesya ada di lo Fin ? "
" Tadi dia yang bantuin gue Ris "
" Dia bantuin lo apa ?, tumben banget dia ngebantuin lo "
" Tadi dia nolongin gue dari kemarahannya Aska dan teman-temannya Ris "
" Terus kenapa dia ngasi buku-bukunya ke lo Fin ? "
" Dia nyuruh gue untuk ngerjain semua tugas-tugas sekolahnya Ris "
" Ya ampun tu anak benar-benar pamrih banget ya, ga ada ikhlas-ikhlasnya nolongin orang "
" Udah Ris ga apa-apa, gue memang harus membalas kebaikan yang Nesya lakukan ke gue, jadi gue mohon lo jangan nyari masalah lagi sama mereka. Kalau tadi Nesya ga nolongin gue mungkin gue udah babak belur sekarang Ris "
Mendengar permintaan temannya yang begitu tulus Haris pun berjanji untuk tidak mencari masalah lagi dengan Nesya dan juga teman-temannya. Daffin merasa lega setelah mendengar Haris mengucapkan janji padanya, namun hatinya masih tidak tenang karena luka yang ada di wajahnya. Daffin takut jika nanti orang tuanya akan hawatir setelah melihat luka yang ada di wajahnya itu.
Haris menyadarkan Daffin dari lamunan dan dia mengajak Daffin untuk pulang. Rasanya Daffin sangat berat untuk melangkahkan kakinya, dia masih belum tahu harus menjawab apa jika nanti Ayahnya menanyakan tentang luka di wajahnya itu.
" Fin ayo, ngapain lo bengong disana "
Haris kembali memanggil Daffin yang sedari tadi hanya melongo diam tanpa bicara apa-apa. Saat mendengar panggilan dari Haris, Daffin mulai melangkahkan kakinya namun di pertengahan terdengar suara telpon berdering dan Daffin pun menghentikan langkah kakinya lalu mengambil telponnya yang sedang berdering. Saat mengetahui panggilan itu dari Ayahnya Daffin langsung menerima panggilan itu, wajah Daffin terlihat panik setelah menjawab panggilan dari Ayahnya dan dia langsung berlari pergi tanpa menghiraukan Haris. Haris yang sedari tadi menunggu Daffin di tinggal begitu saja, Haris merasa heran kenapa tiba-tiba sikap Daffin berubah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionKisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia cinta.