17. Don't Cry

203 20 14
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.


"Jadi dia tinggal di panti asuhan?" Ega tersenyum remeh.

"Oke apa ada informasi lain?" lanjutnya.

"Untuk sekarang belum ada tuan."

"Baiklah, tetap cari info sebanyak-banyaknya tentang dia."

"Baik tuan."  Ega menutup sambungan telefon nya.

Ega menyeringai, "Anak panti, hmmm--enaknya diapain ya?"




"Demi apa! ada Jenna dikantin. Jodoh emang nggak kemana ya," Saga berlari menghampiri meja tempat dimana Jenna duduk ditemani teman sebangkunya --Ira.

"Jenna!!" teriak Saga saat sudah dekat dengan meja yang ditempati Jenna.

"Anj--" Ira yang membelakangi Saga hampir saja tersedak bakso saking terkejutnya.

"Manggilnya biasa aja dong nggak usah ngegas. Manggil apa ngajak gelut lo," marah Ira pada Saga yang sudah duduk dihadapannya --disamping Jenna. Disusul Rimba yang duduk disamping Ira.

"Suka-suka gue," jawab Saga santai.

"Teriakan lo itu hampir memakan korban njir," kata Ira.

"Lah bukan urusan gue," jawab Saga acuh memiringkan tubuhnya menghadap Jenna yang tengah makan bakso dengan tenang.

"Hiiihhhh!! Sumpah ya nyebelin banget. Pantes Jenna nggak mau sama lo," sebal Ira sambil menyuap bakso kemulutnya sendiri dengan emosi.

Rimba yang melihat kelakuan gadis disampingnya ini justru tertawa pelan.

"Sa, mau pesen apa biar sekalian gue pesenin," tawar Rimba pada Saga yang tengah merecoki Jenna.

"Wah tumben baik," ucap Saga.

"Ck! Cepet."

"Ehehe iya iya, gue bakso sama es teh," jawab Saga.

"teh tawar? Nggak teh manis?" tanya Rimba.

"Enggak, soalnya disini kan udah ada yang manis. Manis banget. Gula aja masih kalah jauh," ucap Saga mencoba menggombal sambil bertopang dagu memandang Jenna. Rimba hanya menggeleng dan memilih pergi.

"Uhukk uhukk --- Anjir bangke sialan! Lo ceritanya lagi gombal Sa?? Creepy banget anjir, nggak cocok dahlah skip skip," ucap Ira kemudian meneguk minumannya cepat. Sudah dua kali iya tersedak gara-gara makhluk bernama Saga.

"Gue kan udah bilang, suka-suka gue," jawab Saga ketus.

"Dih dasar bucin," Ira kembali makan. Saga hanya memangkat bahu, tidak peduli dengan ucapan Ira.

"Udah, ayo ke kelas," ucap Jenna.

"Loh loh kok balik sih?" protes Saga.

"Kenapa Jen? jangan buru-buru banget lah. Bakso nya juga masih ada ini, sayang banget kalo nggak dimakan. Punya lo juga belum abis itu," cegah Ira.

JENNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang