22.Minimarket

127 17 0
                                    

Hay kalian, apa kabar?
Cerita ini akhirnya lanjut juga yah, hehe maaf buat yang udah nunggu lama.

Sekian dan selamat membaca.

.........................................
"Nggak ada yang lebih gila dari orang yang lagi jatuh cinta."

~Nadira Meyshani
Panggil gue Ira.

..........................................

"Kamu selalu pandai masak."

Saga berkomentar dan tersenyum tulus pada Hana setelah ia mencicipi brownise buatan adiknya itu. Yang dipuji membalas senyum malu-malu dengan wajah sedikit memerah, Hana selalu begitu ketika mendapat pujian dari saudara-saudaranya.

"Tapi ini nggak dimasak Kak, tapi dikukus." Celoteh Rio yang membuat semua terdiam seketika.

"Iya juga ya." Saga mengangguk sembari menatap Rio. Setelahnya mereka kompak tertawa.

Saga memandangi brownise ditangannya yang tinggal separuh, kemudian tanpa sadar ia tersenyum samar.

"Jadi inget Jenna," gumam Saga cukup keras membuat beberapa mereka menoleh memasang wajah penuh tanya.

"Jenna siapa?"

Pertanyaan itu sontak membuat Saga tergelak untuk beberapa saat dan menatap saudara-saudaranya dengan wajah panik sekaligus bingung. Bagaimana ia harus menjawab?

"Pacar yaaaaaa, iya kaaannn." Ejek Joan dengan wajah tengilnya.

"Kak Saga punya pacar?" Tanya Nadia dengan wajah lugunya.

Saga menggaruk tengkuknya, kebiasaan yang pemuda itu lakukan ketika tengah gugup.

"Enggak kok cuman temen, hehe." Saga menyengir lebar.

Dio hanya menggeleng pelan melihat tingkah teman sekamarnya itu. Ia hampir tertawa saat melihat wajah dan telinga Saga yang memerah karena malu.

"Ah masa? Kok tiba-tiba bisa inget Jenna, Kak Saga lagi kangen?" Timpal Joan lagi.

Saga semakin salah tingkah, membuat beberapa dari mereka menahan tawa juga Dio yang akhirnya terkekeh pelan.

"Eee...itu...mmm...Jenna suka brownise, jadi keinget aja."

"Ohya? Kalo gitu kapan-kapan Kak Saga ajak Kak Jenna main kesini. Nanti aku buatin brownise spesial buat dia."

Hana tersenyum lebar, mata gadis itu tampak berbinar dengan semangat yang menggebu. Dan itu mampu sedikit mengalihkan arah pembicaraan mereka.

Saga mengangguk mengiyakan permintaan Hana.

.
.
.

Keesokan harinya, disekolah Rimba maupun Diana masih menemukan kemurungan dari seorang Saga. Dan entah apa masalah jelasnya, sampai sekarang Rimba dan Diana tidak tau.

Satu-satunya harapan Rimba sekarang adalah Jenna. Ia berharap gadis kulkas itu mau membantunya. Tapi... agak mustahil kala ia pikirkan kembali idenya itu. 

JENNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang