Happy Reading
❄❄❄❄
"Pagi, Non Jenna." Beberapa pelayan berbaris menunduk melihatku turun dari tangga menuju meja makan untuk sarapan.
Aku langsung duduk dimeja makan, beberapa pelayan bersiap membawakan makanan yang masih panas dari dapur.
Aku memakan dengan tenang sendirian. Ini meja makan yang luas dan besar. Sebenarnya ada rasa ingin mengajak mereka, para pelayan untuk ikut makan bersama-sama daripada mereka hanya harus berdiri diam seperti patung disekelilingku. Aku bukan bayi yang harus dijaga.
"Aku berangkat."
"Baik, Nona. Mobil sudah siap didepan, mari saya antarkan."
"Tidak usah, lanjutkan saja pekerjaanmu."
"Baik, Nona."
Di depan rumah sudah ada Pak Jali yang berdiri didepan mobil, setelah melihatku keluar dari pintu, segera ia membukakan pintu mobil dan bergegas berangkat menuju sekolah.
.
"Non Jenna, nanti ada kelas tambahan atau tidak?" tanya Pak Jali sembari menyetir.
"Tidak."
"Bagaimana dengan les nya? Hari ini Nona Jenna ada les Fisika kan?"
"Nggak les."
"Eh kenapa, Nona? Sudah bosen ya belajar terus, akhirnya Non Jenna sadar juga. Kalo kata Pak Jali ya, Non, mendingan nanti Non Jenna pergi ke Mall kaya temen-temen perempuan Nona Jenna yang lain. Beli barang-barang yang lagi trend, poto selpi di tempat wisata atau kalo nggak ya, pak Jali punya ide, gimana kalo Nona Jenna nongkrong di cafe sama temen atau sama ekkheemm..."
"Gurunya sakit."
"Eh apa, Nona?"
"Guru lesnya sakit."
"Guru les siapa?"
"Fisika."
"Fisika?? eh iya saya baru paham," ucap Pak Jali menepuk dahinya.
Aku hanya diam memandang jendela samping, pemandangan pepohonan sudah hilang digantikan pemandangan gedung-gedung pencakar langit.
...
"Nona, jadinya mau dijemput jam berapa?" ucap Pak Jali memutar tubuhnya kebelakang, bertanya padaku yang tengah bersiap turun.
"Setengah empat."
"Baik, Nona."
Pintu mobil disampingku terbuka, ah tidak lebih tepatnya dibuka.
Tunggu, Pak Jali bahkan masih di depanku, aku juga bukan anak manja, aku terbiasa membuka pintu mobil sendiri, jadi siapa yang...
"Silahkan turun, Nona Jenna," ucap seseorang, seseorang itu menunduk melihat kedalam mobil, kearah ku.
"Eh itu siapa, Nona?" Tanya pak Jali dengan ekspresi kaget sembari menengok kan kepalanya kearah belakang.
Dia Saga.
Apa-apaan dia ini, menyebalkan. Hanya bisa membuatku kesal.
"Mari, Nona Jenna. Akan saya antar Nona Jenna ke tempat tujuan dan biarkan saya membawakan tas anda," ucap nya lagi dengan posisi yang sama, bedanya sekarang ia menjulurkan tangannya padaku.
Diaaa ini!!
Kulihat pak Jali diam-diam menahan tawa.
"Maaf, Nona. Saya nggak bermaksud..." sesal Pak Jali.

KAMU SEDANG MEMBACA
JENNA ✓
Roman pour Adolescents[Completed] Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya. Dingin. Tidak tersentuh. Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya. Kenyat...