20.Sains Satu

154 18 0
                                    

Happy reading:)
.
.
.

"Mending digebukin Diana daripada ngadepin Jenna. Gue nggak bohong."

~Rimbaka

.
.

...........

Mereka berdiri dikoridor depan kelas Jenna. Keduanya menatap ragu pintu kelas yang setengah terbuka.

Diana menolak masuk, ia akan tetap diluar menunggu Rimba menuntaskan urusannya. Ia tidak mau ikut campur.

"Lo beneran nggak mau masuk?" Pertanyaan Rimba dijawab gelengan tegas oleh Diana. Membuat laki-laki dihadapannya berdecak kesal. Diana benar-benar tidak ingin menjamah tempat itu. Ia trauma dengan semua hal berbau mewah, girly, glamor dan sejenisnya lah.

"Yaudah lo disini aja, jangan kemana-mana loh."

"Iya, iya. Sana lo masuk buruan." Diana mendorong paksa punggung Rimba. Sejujurnya Rimba juga agak gugup, tapi dia butuh informasi dari Jenna. Demi si kampret Saga, begitu pikirnya.

Belum genap Rimba melangkah masuk, seseorang keluar dari dalam kelas tersebut. Seorang gadis, dia memasang wajah heran menatap mereka berdua.

Rimba pernah menjumpainya. Dia teman Jenna.

"Kalian ngapain? Mau masuk? Lo temennya Saga kan?" Gadis itu menunjuk kearah Rimba.

"Rimba." Ucap Rimba memperkenalkan diri.

"Ah iya Rimba. Nama gue Nadira, panggil aja Ira. Temen sebangkunya Jenna." Ira mengulurkan tangannya kearah Rimba, wajah Ira tampak ramah. Rimba membalas uluran tangan gadis dihadapannya kemudian tersenyum canggung.

Sementara Diana, ia memilih memandang kearah lain. Berharap Ira tidak mempedulikan keberadaannya.

"Ini pasti pacarnya ya, kenalin gue Nadira. Panggil Ira aja." Kini gantian Ira mengulurkan tangannya ke arah Diana.

"Bukan!" Sangkal Diana dengan nada tinggi. Rimba hanya mengangkat bahu acuh. Sementara Ira terkekeh pelan.

Diana dan Rimba saling tatap. Sepertinya mereka sedang berbicara lewat matanya.

Ira ahli dalam hal membaca tingkah seseorang. Diana jelas-jelas menyukai Rimba dan sepertinya sebaliknya. Atau siapa yang tau jika mereka memang menyembunyikan hubungan mereka.

Lagipula jika dilihat, Rimba dan Diana ini cocok. Yang cowok gagah dengan perawakan tinggi, berkulit tan dan dengan rambut sedikit berantakan. Sementara si cewek memiliki tubuh tinggi ramping walau penampilannya agak tomboy namun tetap terlihat cantik. Diana cantik dengan gayanya. Benar-benar alami tidak dibuat-buat.

"Tangan gue pegel." Ucap Ira yang membuat Diana kelabakan dan dengan segera membalas uluran tangannya.

"Ehe maaf, nama gue Diana." Diana tersenyum yang dibalas senyum tulus juga oleh Ira.

"Kalian kesini mau ngapain? Ketemu Jenna ya?"

Rimba mengangguk cepat. Sepertinya terlalu jelas kedatangan mereka kesini memang tidak lain tidak bukan karena Jenna.

JENNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang