Happy Reading:)
.
.
.
.
.
."Jenna!!"
Saga berlari berusaha menjangkau gadis yang tengah berjalan santai menaiki anak tangga. Siapa lagi jika bukan Jenna.
"Bareng ya ke kelasnya," Saga berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Jenna.
"Oh iya kemarin gimana? tugas sekolahnya udah selesai?"
"Maaf ya kemarin aku pasti ganggu banget, kamu jadi nggak fokus." ucap Saga sembari matanya terus memandangi wajah Jenna dari samping.
Sesekali memandangi bibir Jenna. Siapa tau ada tanda-tanda Jenna mau menjawab ucapannya. Walaupun beberapa kali juga Saga jadi sedikit tergoda —Saga juga cowok normal, iya kan?
Dari arah depan terlihat jelas Ega yang melangkah menuju ke arah mereka. Dan berhenti tepat didepan mereka —tepatnya didepan Jenna.
Saga dan Jenna otomatis berhenti. Terlihat jelas Ega memandang sinis kearah Saga.
"Kamu udah baikan?" ucap Ega tersenyum manis kearah Jenna.
"Aku dapet kabar dari pak Jali katanya minggu lalu kamu sakit. Maaf ya aku baru tau sekarang. Aku terlalu sibuk ngurus anak buat olim--"
"Jenna nggak papa Kak, kebetulan kemarin saya ikut anter kerumah pas Jenna sakit, iya kan Jenna?" ucap Saga memotong ucapan Ega.
Ega terkekeh mendengar penuturan Saga, "Mana mungkin Jenna ngajak orang asing kerumahnya."
"Saya bukan orang asing, saya dekat dengan Jenna"
"Dekat??" Ega kembali terkekeh, "Bukannya kamu itu cuma pengganggu?"
Rahang Saga mengeras. Kini mereka saling tatap.
"Iya," ucap Jenna tiba-tiba.
Mereka menoleh. Apa maksudnya iya?
Ega tersenyum puas. Saga memang pengganggu, itu artinya penuturannya benar tentang Saga --begitu pikirnya.
Sementara Saga, entah mengapa hatinya terasa sakit. Walaupun Saga memang jadi pengganggu bagi Jenna. Tapi mendengar gadis itu membenarkan ucapan dari Ega, rasanya benar-benar berbeda.
Seperti, Jenna lebih membela Ega dibanding dengan dirinya.
Saga hanya bisa menatap murung pada Jenna. Tapi percuma, Jenna hanya menatap datar Saga.
"Oke, kalo gitu aku ke kelas duluan ya," ucap Saga. Ega yang mendengarkan tersenyum puas. Mudah sekali pikirnya.
Baru selangkah Saga melangkah pergi, tangannya dicekal.
"Jenna."
"Tunggu," ucap Jenna kemudian berjalan pergi, masih dengan tangannya yang mencekal lengan Saga. Saga yang masih terdiam hanya ikut melangkah tanpa ada respon apapun.
Sementara Ega juga dibuat terkejut oleh tingkah Jenna.
"Jenna jenna," Ega mencekal lengan kanan Jenna.

KAMU SEDANG MEMBACA
JENNA ✓
Roman pour Adolescents[Completed] Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya. Dingin. Tidak tersentuh. Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya. Kenyat...