43.Pengaman

149 16 0
                                        


Pukul 12.30, Saga dan Jenna mulai menjalankan rencana membolos mereka. Ini waktu istirahat setelah beberapa lomba sudah dijalankan dari tadi pagi.

"Ayo, Jenna! Jangan berenti dulu, keburu gerbangnya dikunci!" Saga menarik lengan Jenna secara paksa membuat gadis itu mau tidak mau mengikuti langkah pemuda itu.

Keduanya sudah sampai koridor yang paling dekat dengan gerbang sekolah, Saga dan Jenna sama-sama berdiri sejenak menatap kedepan. Gerbang masih terbuka lebar tapi ada beberapa siswa dari Organisasi Penjaga Keamanan Sekolah atau disingkat PKS —yang sedang berjaga disana. Ini selalu terjadi ketika sedang ada kegiatan setelah ujian seperti lomba-lomba. Gerbang depan maupun belakang dijaga cukup ketat untuk mencegah para siswa yang berniat membolos. Saga tampak berpikir sejenak kemudian berbalik menatap Jenna yang tampak diam saja.

"Kita pisah disini, ya. Kamu nanti kedepan, bilang sama mereka kalo kamu mau ke Minimarket depan sekolah. Mau beli minum atau apalah. Terus tunggu aku disitu. Jangan kemana-mana. Oke!"

"Kamu?" Tanya Jenna dengan wajah datarnya.

"Aku lewat jalan lain. Kita nggak boleh gantian lewat depan apalagi bareng. Kalo kaya gitu nanti salah satu dari kita suruh nunggu yang satunya balik lagi," jelas Saga. Jenna tidak menjawab apapun atau merespon apapun, dia sudah paham.

Saga tersenyum manis pada Jenna sebelum dirinya berbalik dan berlari meninggalkan Jenna sendirian. Gadis itu masih terdiam, ia tidak biasa melanggar aturan sekolah. Jujur saja, saat ini Jenna sedikit gugup walau tidak ia tampakan lewat ekspresinya. Hanya jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat. Ada niatan dihatinya untuk berhenti dengan rencana membolos ini, tapi jika ia kembali ke kelas, Saga pasti akan menunggunya di Minimarket.

Jenna akhirnya melangkah menuju gerbang depan dengan langkah normal.

"Tunggu, berhenti dulu! Kamu mau kemana? Siswa nggak boleh keluar sekolah dulu, sebentar lagi acara lombanya mau mulai," ucap salah satu PKS laki-laki.

"Minimarket," jawab Jenna singkat. Mereka tampak tidak paham dengan jawaban singkat Jenna juga wajah datar itu.

"Apa? Yang jelas," tanya mereka.

"Saya ingin ke Minimarket," jawab Jenna lagi masih dengan wajah datarnya.

"Mau apa?"

"Transfer," jawaban Jenna membuat mereka tampak menimbang-nimbang.

"Nggak bisa nanti? Bentar lagi acaranya mau mulai," jawab salah satu PKS lagi. Mencoba menahan siapapun untuk keluar dari sekolah. Mereka hanya menjalankan perintah.

"Penting," singkat Jenna.

Mereka tampak ragu, bukan tanpa alasan. Karena sudah ada 5 siswa yang keluar sekolah dengan alasan ke Minimarket tapi tidak kunjung kembali.

"Ijinin aja, dia kan Jenna. Mana mungkin Jenna boong. Dia siswa teladan kebanggaan sekolah," bisik PKS perempuan pada teman PKS laki-lakinya.

Temannya itu akhirnya mengangguk setuju. Lagipula alasan Jenna ke Minimarket adalah transfer uang dan gadis itu bilang jika itu penting. Mungkin saja jika alasan Jenna adalah untuk membeli minum atau makanan, mereka akan melarangnya mentah-mentah. Dikantin dan koperasi sekolah pun banyak minum dan makanan.

"Jangan lama-lama, ya. Kalo udah selesai langsung balik. 5 menit!" Ucap PKS laki-laki itu tetap mencoba tegas.

Jenna tidak menjawab apapun, ia langsung melangkah pergi menuju Minimarket di seberang sekolah. Sampai didepan Minimarket, karena ia tidak mungkin menunggu Saga diluar karena takut ketahuan akhirnya Jenna masuk kedalam Minimarket. Gadis itu berkeliling diantara rak-rak melihat beragam isi rak. Ia tidak berminat. Tapi ia tengah mengulur waktu menunggu Saga datang. Dua menit kemudian, pintu Minimarket terbuka, menampakan sosok Saga dengan rambut acak-acakan dan napas yang tampak memburu. Jenna mengambil salah satu minuman di freezer dan membawanya menuju kasir.

JENNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang