8. Kondisi Jenna

355 27 4
                                    

Setelah sekian lama author hiatus semedi di goa akhirnya cerita Jenna back! Yeayy

Oke happy reading guys:)

"Diminum dulu, Nak Saga," tawar Pak Jali yang menemani Saga duduk di ruang tamu. Sedari tadi Saga hanya diam sembari matanya yang terus-menerus memperhatikan sekeliling.

Rumah Jenna mewah sekali pikirnya. Tidak pernah terpikirkan oleh Saga jika sekarang ia singgah di rumah sebesar ini.

Dengan rumah semewah ini pastilah jika Jenna disebut anak orang kaya raya. Atau bahkan orang tua Jenna orang paling kaya di kota ini.

Tapi kenapa Saga baru tau? Apakah orang lain juga tidak tau jika Jenna memang sekaya ini? Tidak! harusnya pertanyaan yang muncul itu,

Kenapa Jenna menyembunyikan tempat tinggalnya?

Maksud Saga, tidak ada murid disekolah yang tau dimana tepatnya rumah Jenna. Atau mungkin ada tapi sedikit, atau mungkin tidak ada sama sekali.

Bagaimana Saga tau jika tidak ada murid disekolah yang tau dimana rumah Jenna?

Itu karena, Saga malu mengakuinya tapi jujur saja Saga pernah menanyakan hampir ke seluruh siswa disekolah mengenai 'dimana rumah Jenna' bahkan ia juga bertanya pada beberapa guru tapi nihil. Tidak ada yang tau persis dimana rumah Jenna. Saga bahkan sempat memasang kertas di mading sekolah, bertuliskan;


"BAGI SISWA YANG TAU ALAMAT RUMAH JENNA HARAP HUBUNGI SAYA. KARENA JENNA SUDAH SATU MINGGU TIDAK MASUK SEKOLAH, SAYA JADI KHAWATIR.
TERIMA KASIH"

SAGA JULIAN MAHENDRA
no tlp. 0852xxxxxxxx

Tapi alih-alih menerima informasi tentang keberadaan rumah Jenna. Hp Saga justru di penuhi oleh notifikasi chat dari berbagai nomer asing yang minta di save. Ada yang mengaku adik kelasnya, ada yang mengaku sebagai kakak kelasnya, ada juga yang memperkenalkan diri seperti layaknya siswa baru masa ospek, dan ada yang to the point menyatakan cinta pada Saga.

Saga bingung, ia jadi menyesal sendiri. Alhasil ia melepas kertas di mading dan menyerahkan hpnya pada Rimba kemudian mengganti kartu saat pulang sekolah.

Saga jadi trauma. Cewek ternyata bisa agresif juga padanya, walau hanya lewat chat tapi rasanya nyata seperti Saga diserang secara langsung oleh mereka. Saga bergidik ngeri. Andai yang seperti itu Jenna tentu Saga mau-mau saja.

Tapi... ah sudahlah jangan mimpi Jenna berubah agresif padanya. Jangankan agresif, ngomong saja harus Saga paksa dengan segenap tenaga.

"Kenapa diam saja?" Saga tersentak dari lamunannya saat Pak Jali menepuk bahunya pelan.

"Eh, nggak papa, Pak. Cuma lagi liat-liat aja, rumahnya bagus." ucap Saga jujur, Saga menyengir sembari menggaruk area belakang kepalanya.

"Rumah Nona Jenna memang bagus, tapi percayalah suasana dirumah ini tidak sebagus penampakannya." Pak Jali tersenyum hambar.

"Maksudnya, Pak?" Saga mengernyit, tak paham maksud Pak Jali. Pak Jali hanya menggeleng sebagai jawaban,

"Kalo kamu sering main kesini kamu pasti tau maksud saya."

"Ah Pak Jali ini ngode biar saya sering main kesini ya? Gak usah di kode juga saya bakal dateng sendiri. Saya mah tipe orangnya datang tak diundang pulang tak diantar, Pak!" Saga cengengesan juga Pak Jali yang ikut tertawa ringan mendengar lawakan Saga.

JENNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang