Happy reading guys.
_____
"Merepotkan."
~Suara hati Jenna.
___________
.
.
.
.
.Jenna berdiri dan berjalan keluar kelas tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Tapi rasanya itu sudah cukup membuat hati Rimba bersorak senang.
"Yes!" sorak Rimba dengan suara lirih. Tangan kanannya mengepal senang.
Rimba mengikuti langkah Jenna. Tidak lupa ia merangkul pundak Diana dan berbisik terima kasih. Hal yang ternyata mampu membuat beberapa penggemar baru Rimba mendesah kecewa. Dan itu menjadi kesempatan yang pas untuk Doni menertawakan ekspresi Rosa yang tampak lesu. Rosa patah hati.
"Tikung aja, Rosa. Selama janur kuning belum melengkung dia masih bebas." Saran teman sebangkunya yang agak tidak tega melihat wajah murung Rosa.
"Tikung! tikung! Jangan nyaranin yang gak bener lo." Doni melempar bukunya hingga mengenai punggung teman sebangku Rosa. Membuat si korban balik melempar buku sembari mengomelinya.
.
.Koridor sepi. Waktu yang pas bagi mereka membicarakan masalah yang terjadi. Jenna dan Rimba berbicara empat mata karena Diana memilih untuk menyingkir, duduk tidak jauh dari mereka berdua. Diana agak tidak nyaman berdekatan dengan gadis pujaan si bule.
"Satu menit."
Rimba mengangguk paham.
"Lo lagi ada masalah sama Saga?" tanya Rimba to the point.
"Nggak."
Pemuda gondrong itu menghela napas pelan.
"Lo yakin? Nggak ada yang lo tutup-tutupin kan?"
"Buat apa."
Singkat, selalu begitu jawabannya. Jangan lupakan wajah datar itu. Membuatnya sedikit gugup karena tatapan misterius itu.
Rimba meringis kecewa. Memikirkan apa yang seharusnya ia katakan lagi pada Jenna. Karena ingat! Rimba harus to the point.
"Mmm... Gini aja deh, gue kasih tau lo sesuatu tentang Saga."
"Lima belas detik."
Rimba mengernyit heran. Bagaimana Jenna begitu yakin jika waktu percakapan mereka hanya tersisa 15 detik lagi? Ah iya, otak gadis itu pasti tetap beroperasi disetiap kondisi apapun. Pikir Rimba.
"Sepu... "
"Okay stop! Berhenti ngitung. Gue bakal jelasin"
Rimba menghirup napas dalam.
"Saga 3 hari terakhir murung, diam, lesu, nggak ada energi sama banyak ngelamun. Dia nggak mau ngomong apa-apa sama gue atau sama yang lain. Dia juga nggak mau kekantin buat makan atau sekedar nongkrong. Pokoknya apapun masalah Saga sekarang, gue cuma mau minta tolong sama lo buat bujuk Saga biar balik kaya semula. Gue tau pengaruh lo kuat buat dia." Jelas Rimba dengan kilat, ia menghirup napas panjang dan menghembuskannya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
JENNA ✓
Ficțiune adolescenți[Completed] Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya. Dingin. Tidak tersentuh. Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya. Kenyat...