*Catatan : Kalo ada dialog yang tulisannya miring pas bagian pertemuan anggota Lavend, itu ceritanya mereka lagi pake bahasa inggris ya. Biar nggak dobel, bahasa inggris sama translate. Terima kasih. Selamat membaca.
.......
Aduh, bahaya!
"Nggak kemana-mana kok, Pak!" Saut Saga dengan wajah panik walaupun tidak bisa dilihat oleh Pak Jali.
"Sekarang kalian dimana? Saya mau bawa Nona Jenna pulang, Tuan Noah sedang menunggu dirumah."
"Ah! Oke oke, saya bakal anter Jenna pulang sekarang!"
"Tidak per..."
Belum selesai Pak Jali berbicara Saga sudah memutus panggilan. Wajah Saga tampak panik, pemuda itu bahkan sampai mengusap rambutnya hingga kusut. Saga takut dimarahi, jujur saja. Karena secara tidak langsung Saga telah menarik Jenna ke ajaran sesat dengan membolos sekolah.
Saga berjalan cepat dan berdiri dihadapan Jenna yang tengah duduk disamping Diana.
"Jenna, tadi Pak Jali telfon katanya kamu disuruh pulang. Papa kamu nunggu. Ayo, aku anter kamu pulang," ucap Saga, Jenna mengangguk pelan dan langsung berdiri.
"Kalian mau balik?" Tanya Yoga pada Saga. Yang ditanya mengangguk.
"Nanti kalo Doni udah sadar kabarin gue," ucap Saga.
"Sip! Ohya, lo anter Jenna pake apa? Bawa motor?" Tanya Yoga lagi. Pemuda itu pasti tau jika Saga tidak datang dengan kendaraan pribadi. Yoga sering melihat Saga di halte menunggu bus ketika pulang sekolah. Apalagi pernah satu waktu gebetan Yoga naik bus selama satu minggu dengan dalih agar bisa pulang dengan Saga. Ya, siapa yang tidak suka dengan Saga.
Pertanyaan dari Yoga menyadarkan Saga. Pemuda berparas bule itu meringis datar dan menggaruk dahinya yang tidak gatal. Ia baru ingat jika ia tidak bisa mengantar Jenna menggunakan bus. Tidak akan sampai. Ekspresi kebingungan Saga mudah ditangkap oleh Yoga.
Yoga berdiri dan mengulurkan sebuah kunci motor, "Pake punya gue aja. Parkiran depan, pas pinggir pos satpam. Motor gede item ada benyoknya dikit. Lo bisa motor kopling, kan?"
Saga mengangguk pelan kemudian meraih kunci ditangan Yoga, "Makasih, Yog. Gue nggak lama, janji!"
Yoga tertawa ringan sembari menepuk bahu Saga, "Santai aja."
Saga balas tersenyum kemudian melirik Jenna, sudah waktunya ia mengantar Jenna pulang.
Sampai diparkiran, tidak sulit menemukan motor Yoga. Motor pemuda itu amat gagah layaknya sang pemilik. Moge, begitu sebutan yang sangat tak asing ditelinga orang-orang.
Saga menaiki motor tersebut, dengan cepat mengenakan helm full face dan mengeluarkannya dari jejeran motor lainnya.
"Ayo, Jenna, naik!" Titah Saga saat melihat Jenna hanya diam saja disamping motor yang Saga tumpaki.
Saga menoleh, ekspresi wajah bingungnya tertutupi oleh helm yang ia kenakan.
"Jenna?"
"Hey! Sayang, ayo naik!"
"Bagaimana?" Tanya Jenna dengan wajah flat nya. Namun jelas terlihat dari matanya jika Jenna tengah bingung. Mata gadis itu bergerak asal menatap motor didepannya.
Loh iya juga, Jenna belum pernah naik motor!
Saga terkekeh dibalik helm full face nya. Melihat Jenna yang biasanya tampak cerdas seakan tau segalanya terlihat bingung seperti ini adalah hiburan menyenangkan bagi Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNA ✓
Ficção Adolescente[Completed] Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya. Dingin. Tidak tersentuh. Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya. Kenyat...