[Completed]
Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya.
Dingin. Tidak tersentuh.
Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya.
Kenyat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Suka yang dingin-dingin. Kaya kamu misal"
-Saga Julian Mahendra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Namaku Jenna, jangan berharap lebih padaku"
-Jenna Luvioselena
❄
"Kamu hati-hati dijalan ya," ucap Pak Jali menepuk bahu Saga.
Sudah waktunya Saga pulang, hampir 5 jam Saga di rumah Jenna.
Lama juga ternyata -pikirnya.
"Salam buat Jenna ya Pak," ucap Saga setelah memakai helmnya.
Memangnya Jenna kemana? -sekali lagi, Jenna memang tidak peduli pada banyak hal.
Setelah makan siang, Jenna memilih melanjutkan belajar, ditemani Saga -cowok itu memaksa, menerobos masuk dan yah, sekali lagi Jenna tidak tau harus apa.
Membiarkan Saga yang niat awalnya menemani Jenna belajar justru berubah menjadi komentator dekorasi kamar Jenna yang memang melebihi ekspetasi sebagai kamar biasa.
Karena Saga yang terlalu aktif berbicara dan Jenna yang kehilangan fokus nya dalam belajar.
Akhirnya Jenna mengusir Saga, menyuruh cowok itu untuk pulang -secara paksa.
Pak Jali tertawa pelan, mengingat kejadian dimana Saga ditarik security agar mau keluar dari kamar Jenna.
"Kamu lain kali kalo niat nemenin Non Jenna belajar, diem aja. Kalo gini kan kamunya yang diseret-seret security," kekeh Pak Jali.
"Ya mana saya tau kalo Jenna bakal manggil security tadi," dengus Saga sedikit kesal.
Saga berasa seperti kriminal diseret seperti tadi. Agak tidak terima -tapi Saga sadar ini juga salahnya.