•••
.............................................
"Aku suka cara kamu. Unik, beda dari yang lain."
~Saga bucinnya Jenna
...........................................
"Kami bisa bantu bawakan." Tawar salah satu pegawai pria yang paham akan ekspresi bingung Ira.
Selesai melakukan transaksi, Ira menatap plastik belanjaan Jenna dengan wajah cemas. Bagaimana tidak, pasalnya ada 4 bungkus plastik dengan ukuran besar.
"Beneran, Mas?" Ira menatap polos. Mereka reflek mengangguk yakin.
"Boleh deh. Tolong bawain ya, Mas. Ongkosnya biar nanti Jenna yang bayar." Ucap Ira dengan tawa kecilnya.
Ira serius mengatakannya tapi agak bercanda, karena dia juga tidak yakin akan ada biaya antar atau tidak.
Mendengar itu Jenna reflek merogoh kantung rok seragamnya. Jenna mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu yang dilipat dua.
Jenna menghitung uangnya sejenak kemudian langsung menyerahkan seluruhnya pada pegawai pria yang sudah siap membawa belanjaan Jenna.
"Lima ratus ribu?" Ira menatap lembaran ditangan Jenna dengan wajah cengo.
"Kurang?"
"Eh, nggak gitu...maksud gue..."
"Segitu kebanyakan, Dek. Nggak usah bayar juga nggak papa." Ucap si pegawai dengan senyum canggung.
Jenna menggeleng, memaksa mereka menerima uang darinya. Rejeki tidak boleh ditolak. Si pegawai minimarket akhirnya menerima uang tersebut dan mengucapkan terima kasih dengan tulus.
"Lo doyan sedekah ya ternyata." Bisik Ira.
Dua pegawai Minimarket akhirnya bertugas membawakan belanjaan Jenna. Tapi sebelum keluar dari sana. Jenna menyerahkan Black Card nya pada Ira. Tentu Ira menatap bingung.
"Buat gue?" Ira menunjuk dirinya sendiri.
"Traktir."
"Tapi gue nggak pengin jajan, Jenna."
Ira menjawab dengan wajah lesu. Dia benar-benar hilang mood untuk sekedar melihat snack.
"Terserah." ucap Jenna dengan tetap menyodorkan kartu sultan miliknya.
"Ya kalo gue penginnya ke restoran Japanese food yang disamping sekolah terus ajak temen satu kelas gimana?" Ira tertawa, ia hanya bergurau.
"Terserah."
Jenna meletakan Black Card nya dimeja kasir. Kemudian melangkah pergi meninggalkan Ira yang menatap cengo.
Kini Ira sendirian di Minimarket ditemani Mba kasir. Ia meraih kartu milik Jenna di meja dan menatapnya lekat-lekat seakan-akan akan menghilang jika ia meninggalkan sedetik saja.
"Mbak, mau saya traktir juga nggak?" Ira menyengir lebar.
"Tidak, terima kasih." Jawabnya dengan senyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNA ✓
Ficção Adolescente[Completed] Jenna, terlihat layaknya gadis pada umumnya. Tapi tidak, bagi yang paham cerita hidupnya. Dingin. Tidak tersentuh. Wajah cantiknya tidak pernah tampak dengan ekspresi. Tatapannya kelam, membuat Saga sering tenggelam kedalamnya. Kenyat...