"Bagaimana caranya untuk tidur?" Rose bertanya kepada dirinya sendiri.
Malam ini ia tidak tidur di kamarnya melainkan di kamar tamu milik Mikael. Bukannya kasur di sana tidak nyaman sehingga Rose tetap terjaga sampai jam menunjuk angka satu dini hari, tetapi karena Michael Leclair baru saja mengajaknya menikah. Pria itu melamarnya begitu santai seakan mengundang Rose untuk makan siang bersama dan itu yang Rose tidak mengerti sama sekali.
Walaupun Rose tahu lamaran Mikael berupa kontrak pernikahan dan akan berakhir dalam waktu tertentu, tetap saja ide itu terlalu gila bagi Rose. Maksudnya, bagaimana bisa Michael Leclair menikahi orang asing yang baru satu minggu ia kenal? Semua penawaran Mikael memang masuk akal dan menguntungkan kedua belah pihak, namun apa yang akan terjadi dengan Raeden serta rencana pernikahan mereka?
Rose mengerang lalu duduk di ujung kasur. Ia mengeratkan selimut di tubuhnya dan memaksa kepalanya untuk berpikir. Bukankah seharusnya ia langsung menolak Mikael karena ia akan menikahi Raeden? Tetapi Rose juga tidak bodoh untuk menyadari bahwa sebagian dari dirinya menyetujui ajakan konyol Mikael.
Ketika Rose tidak juga bisa menemukan titik temu dan hanya membuat benang di pikirannya semakin kusut, ia beranjak keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk menghampiri Mikael. Rose melirik ruang kerja Mikael masih terlihat terang dari luar sehingga ia tahu pria itu masih di dalam sana.
"Kamu belum tidur?" tanya Mikael saat melihat Rose berdiri canggung dengan selimut yang menjuntai membalut tubuh wanita itu.
"I want to talk about your proposal," Rose berkata.
Mikael menatap Rose sebentar sebelum menjauhkan MacBook dan mengangguk, "Duduk, Rose."
"Aku sudah bilang kamu bisa menjawabnya besok, Rose. It's late already," kata Mikael ketika Rose sudah duduk di seberang meja kerjanya.
Rose mengusap wajahnya dan berdesah, "Ya, tapi aku tidak bisa tidur. Thanks to you, lamaran kamu membuat kepalaku sangat ribut."
"Walau kutebak kamu tidak ingin menikahinya, apa kamu mencintai, Raeden?" tembak Mikael serius tanpa menanggapi Rose.
Sejenak Rose tertegun lalu menjawab, "Tentu saja."
"Kamu yakin? Karena kalau kamu memang mencintai Raeden, kamu tidak mungkin terjaga sampai larut dan mendatangi ruanganku untuk membicarakan lamaran aku, Rose. You can just abandon me but you're not. Kamu memikirkan lamaran itu."
"Mikael, tolong percaya aku memang mencin—"
"You know what? Kamu tidak perlu menjawab itu. You'll always say you do love him. Aku percaya atau tidak, itu urusanku dan sepertinya tidak penting juga untuk kamu. So now let's talk about it professionally just like how it supposed to be."
"Kamu yang tadi bertanya duluan—aku mencintai Raeden atau tidak," gumam Rose tidak terima.
"Ya, tapi karena kamu menjawabnya dengan berbohong, percuma saja."
"Michael Leclair, can we just talk seriously?"
"Apa dari tadi aku terlihat sedang stand up comedy?"
"Kamu menyudutkan aku terus dari tadi. Tidak ada bedanya seperti Alyssa. Kenapa sih menikah dengan aku? Akan sama jika kamu menikahi Alyssa. Kalau Papa dirayu juga pasti dia bersedia mencabut keberatan atas CLAIR. "
Mikael melepas kaca mata baca dari hidungnya. "Look, aku tidak akan menikah selamanya, Rose. Kalau bersama Alyssa, tidak ada keuntungan yang bisa Alyssa ambil dari aku sehingga pernikahanku tidak bisa sementara saja. Berbeda dengan kamu yang selalu hampir mati di tangan Raeden. Apa kamu tidak mengerti? Perlu aku mengulang ini terus sampai pagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...