IX

14.7K 1.5K 47
                                    

     Hanya ada satu keinginan Rose saat Raeden berjalan dan membawanya semakin mendekat kepada Mikael, Alyssa, juga Sierra yang diam-diam sedang merapalkan doa.

     Rose sangat ingin Mikael diam dan berhenti menatapnya dengan dalam.

     "Good evening, El. Aku tidak pernah tahu tentang kamu dan Alyssa," kata Raeden lalu tersenyum menyapa Alyssa dan Sierra. Sementara itu, Rose masih berada di dekapannya yang terlalu kencang sampai rona wajah wanita itu terlihat merah karena sulit bernafas.

     "Ya, memang tidak semua hal harus kamu tahu."

      Kata-kata sederhana dari Mikael itu memiliki aura yang sangat mendominasi sehingga mereka yang mendengarnya cukup tersentak.

      Raeden yang sempat terkejut karena balasan Mikael baru saja ingin berbicara sebelum Mikael memotongnya, "Aku mendengar AMDAL (1) Gara Land dan izin lingkungannya belum keluar?"

      "Michael Leclair, kamu serius membahasnya di sini? Please, it's our day off." Raeden mengerutkan dahinya saat Mikael yang tanpa basa-basi membicarakan pekerjaan di tengah-tengah Alyssa, Sierra, dan Rose yang tidak memiliki kepentingan apapun.

      Namun, Mikael tidak mempedulikan Raeden.

     "I'm very serious," ucap Mikael dingin.

      Pria itu melirik Rose yang terlihat ketakutan lalu melanjutkan, "Aku mendengar berita itu dan aku ingin memastikannya langsung kepadamu, Raeden. Bukankah lebih baik jika kamu follow up tim kamu sekarang?"

      Raeden menatap Mikael dengan bingung dan kepala yang berpikir. "Sebelum aku menjemput Rose tadi, aku sudah mengkonfirmasi semuanya, Mikael. Tidak ada kabar buruk. Legal team dan analis lingkunganku tidak melapor apa-apa."

      Mikael sudah menduga Raeden akan mengatakan itu karena sebenarnya memang tidak ada masalah sama sekali dengan Gara Land. Ini hanya akal-akalan Mikael supaya Raeden bisa menyingkir dan memberi Rose ruang untuk bernafas sejenak.

      "Well, the rumour is out there just now," Mikael mengangkat ponselnya, "Bisa saja berita itu palsu, tetapi bagaimana kalau itu benar dan tim kamu sengaja tidak melaporkannya?"

      "That must be impossible."

       "Aku pikir Orlando Patra juga tidak mungkin membuat skandal besar di dalam anak perusahaanku, Raeden. Check your team out."

      "Apa Theron tahu tentang ini?"

      Mikael mengangkat bahunya. Dia hanya berharap Theron tidak kebingungan kalau Raeden meneleponnya. "Sepertinya belum."

       Awalnya Raeden merasa ragu. Akan tetapi, Leclair Enterprises adalah krediturnya dan Agrata Hotels Group tidak bisa semau-mau saja. Raeden sekali lagi menatap ketiga orang di depannya dan Rose yang berada di lengannya dengan alis bertaut. Berpikir.

       "Baik, aku akan menelepon timku di luar," kata Raeden dan Mikael menyembunyikan senyum kemenangannya.

       "Tetapi kamu tidak boleh di sini, Mikael. Ikut aku keluar. Biarkan Rose di sini hanya bersama adik dan temannya." Raeden menatap Mikael dengan tajam.

       Mikael tidak terkejut. Mikael tahu Raeden tidak pernah berubah dan pria itu akan bersikap seperti ini sehingga dia tidak tahan untuk tidak menyeringai.

       "Sure, ya, sure. I'll go with you." What an asshole.

       Rose mengerti arah ini semua dan dia berusaha mendapatkan tatapan Alyssa, memohon adiknya itu bisa menghentikan Mikael. Namun, Rose memejamkan matanya ketika Alyssa justru merunyamkan situasinya.

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang