"Masuk ke dalam mobilku, Rose."
"Nggak mau."
"Keras kepala."
"Galak," balas Rose sebelum menjulurkan lidahnya.
Percakapan konyol di tengah-tengah lobi rumah sakit siang itu cukup membuat kepala Mikael pening. Setelah dua malam dirawat inap, hari ini Rose memaksa untuk pulang. Meski diizinkan dokter, tentu saja Mikael sempat melarang dan Rose butuh nyaris seharian mendebat pria itu. Kemudian perdebatan mereka terjadi lagi sekarang karena Rose menolak mati-matian diantar pulang oleh Mikael.
Rose mengamati Mikael mulai dari rambutnya yang terpotong rapi, setelan jas Alexander Amosu Vanquish II Bespoke, sampai Prada di kakinya. Ia menjadi kesal mengapa Mikael tidak ke kantor saja.
"Mikael, sudah deh, memangnya kamu tidak bekerja?" tanya Rose dengan wajah malas.
"Dua jam lagi. Lagi pula, aku akan tetap menjadi miliarder kalau pun aku tidak bekerja sehari ini, Rose." Mikael tersenyum miring dan Rose memasang muka pura-pura mual.
"Galak, sombong, apalagi?"
"Well, hari ini headline berita mengatakan aku juga paling kaya di Eropa Timur," jawab Mikael sengaja dengan sedikit kesombongan yang malas ditanggapi Rose.
Sangat aneh rasanya bagi Mikael mengucapkan itu. Selama ini, ia tidak pernah peduli dengan kekayaannya yang beredar di media. Akan tetapi hari ini—untuk pertama kalinya—Mikael bersyukur namanya terpajang di mana-mana sebagai penguasa pangsa pasar Eropa Timur, mengalahkan Asmaralaya Industries. Ya, itu akan sangat mempengaruhi rencana yang dua hari ini ia pikirkan matang-matang dan seharusnya berhasil.
"Rose, ayo. Mobilku sudah di depan," kata Mikael. Rose menggelengkan kepala ketika melirik Aston Martin milik pria itu yang sedari tadi mencuri perhatian pengunjung rumah sakit.
"Aku mau pulang sendiri saja, Mikael."
"Memangnya bisa?" Mikael mengangkat sebelah alisnya dan melanjutkan, "Tanganmu belum boleh dipakai jadi kamu tidak bisa menyetir, supir juga tidak punya karena Raeden pasti tidak mengizinkan, lalu Alyssa pun tidak bisa menyetir. Bukan begitu, Asmaralaya?"
"Kamu kuno juga ternyata. Ini abad ke-21, Michael Leclair, apa kamu tidak tahu sekarang ada taksi online? Di Paris belum ada internet ya?" kata Rose dengan kesal dan menggerakkan jari di ponsel untuk memesan taksi.
Mikael menautkan alisnya lalu menarik ponsel Rose sehingga wanita itu memekik, "Pencuri!"
"Rose—"
"Aaaa! Pencuri!"
Mikael berdecak kesal kemudian langsung menutup mulut Rose dan memelotot. "Rose kamu jangan gila—aw!"
Rose menggigit tangan Mikael kemudian terbahak saat pria itu menarik tangannya dan mengaduh.
"Get in the car—ya Tuhan, cepatlah." Mikael menggeram sambil menahan sakit karena gigitan Rose di telapak tangannya, sementara wanita itu sibuk tertawa.
"Ih, pemaksa."
"Apa Raeden membuatmu amnesia juga? Perjanjian kita tadi pagi adalah kamu boleh pulang hari ini, tetapi aku sendiri yang mengantar kamu sampai penthouse. Now you just want to break the deal?"
![](https://img.wattpad.com/cover/240863448-288-k616091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...