Keesokan hari setelah Rose Asmaralaya masuk ke penthouse-nya, Mikael mendatangi kediaman utama Leclair di Kemang saat jam kantor usai. Mikael memasuki foyer utama dan Tatianna Leclair keluar dari dapur untuk menyambutnya.
"El, Mon Ange. Papa kamu sudah menunggu di ruang kerja," kata Tatianna lalu memeluk Mikael.
"Hai, Ma," Mikael mengecup pipi ibunya, "Aku akan ke sana."
"You better hurry. Sejak pulang tadi wajahnya tegang sekali, Mama sampai takut bicara. Ya sudah, dari tadi Mama buat soufflé cokelat saja karena Mama tahu kamu datang hari ini."
"I'll take care of it."
Ketika Mikael meninggalkan Tatianna di bawah dan memasuki ruang kerja ayahnya yang sangat besar, Arsen Ivander Leclair sedang menuang scotch di sebelah meja kerja.
"Bonsoir (1), Pa. You called me," kata Mikael dan Arsen mengangguk.
"Drink?" tanya Arsen, mengangkat gelasnya lalu duduk di kursi kerja.
"I'm fine, thanks," Mikael mengambil posisi duduk di seberang Arsen, "Jadi apa ini ada hubungannya dengan kepulanganku besok ke Paris?"
Arsen menarik napasnya. "Papa sudah malas berdebat tentang Paris, Michael. Sebesar apapun Papa mencoba, kamu pasti akan tetap pulang besok. Tetapi ini tentang CLAIR. Papa baru menerima data dari analis McKinsey."
Mikael dengan tenang menggulung lengan kemejanya sampai siku sambil menanti Arsen kembali berbicara.
"It's not possible, Michael. Leclair Enterprises tidak akan bisa terus menerus memberikan pinjaman kepada CLAIR. We both know it will took forever until we have the money back. What are you actually thinking?"
"Is this about Asmaralaya Industries? Karena bagiku Asmaralaya sangat impulsif. I mean I've given all my strategies for this."
"Ya, you have the brilliant strategies, but you are also running in circles. I would do the same if I were Asmaralaya, Michael. I told you. Impulsif bagi kamu, realistis untuk mereka secara bisnis," kata Arsen yang dengan mudah menanggapi Mikael.
Mikael menyipitkan kedua matanya. "Papa sekarang bicara sebagai apa?"
"As the chairman of Leclair Enterprises," Arsen mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum, "And also as your dad. Dari dulu kamu sangat menyukai CLAIR, Mikael. Papa tahu itu, tapi sekarang Papa tidak bisa membiarkan kamu terus-menerus mengorbankan semuanya untuk CLAIR. You better to let it go."
"I'm thinking about every single possibility to win CLAIR back and I'm not going to lose it, Pa. Kalau aku harus melakukan peminjaman secara pribadi pun akan aku lakukan."
Arsen tersenyum. Sejak awal ia sudah tahu mengapa Mikael begitu gigih. Arsen mengerti karena alasan Mikael kali ini sama seperti alasan mengapa pria itu menetap di Prancis.
"Mikael, Papa tahu kamu sangat ambisius, Nak," Arsen menatap Mikael dan membuat kedua pria itu terlihat sedang bercermin. "Tetapi jika harus kehilangan CLAIR, Leclair Enterprises tidak akan keluar Top 10 Fortune 500 companies, kalau itu yang kamu takutkan. Damages? Of course, but not that hard. We can still manage it."
That's not a choice, not even close," Mikael menautkan alisnya karena ia tidak menyukai perkataan ayahnya. Arsen tersenyum miring mengetahui tebakannya benar dan ia sadar sudah membuat Mikael marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/240863448-288-k616091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...