LXII

16.6K 2K 195
                                    

        "Hai, astaga, kamu menunggu lama ya?" tanya Rose ketika ia menghampiri Keneisha yang sudah lebih dulu duduk di sebuah restoran cepat saji—tempat permintaan Rose.

        Keneisha tertawa lalu berdiri untuk memeluk Rose sebentar. "Tidak, kita sama-sama datang lebih cepat dari jam lima sore. I've ordered fries for starter."

         "Thanks, Ken." Rose duduk di seberang Keneisha dan meletakkan Safe Haven yang tadi ia baca di mobil di atas meja. "Jadi? Apa yang ingin kamu bicarakan? Apa kamu ingin tinggal di penthouse-ku lagi?" 

         "Aku tidak akan pernah ke sana lagi kecuali kamu tinggal di sana dan aku hanya mampir sebagai teman kamu dan Mikael," jawab Keneisha, tersenyum saat melihat novel yang Rose bawa.

         Rose mulai mengerti arah pembicaraan mereka. "Keneisha—" 

         "Rose," panggil Keneisha. "Aku mengerti apa yang ada di antara kalian. I mean, the way you look at each other? It's very obvious. Dan aku sadar aku membuat kesalahan besar ketika aku tinggal di penthouse kamu. Why? Because it makes him far from you, Rose."

          Rose terkejut ketika mendengar Keneisha. "Apa Mikael menyuruh kamu mengatakan ini semua?"

          Dengan cepat Keneisha menggeleng. "Tidak sama sekali. Dia bahkan tidak tahu kita bertemu hari ini. Aku sendiri yang ingin berbicara kepadamu karena aku melihat sahabatku begitu memikirkan kamu. He went through enough suffer, so I need to talk to you to help him. Aku tidak mau hidupnya semakin hancur kalau kamu harus meninggalkan dia."

          "Keneisha, justru bersama kamu dia akan bahagia. Aku tahu tentang kamu dan Mikael. Tante Yana menceritakan bagaimana Mikael bahagia ketika menyayangi kamu dulu dan aku ingin membuatnya mendapatkan semua itu lagi," balas Rose.

          "Kalau kamu tahu ceritanya, berarti kamu juga tahu aku tidak pernah menyukai Mikael lebih dari teman," kata Keneisha dengan senyuman di wajahnya. "Aku sudah mencoba tetapi tidak bisa. Hanya untuk sekadar menyukai saja, tidak bisa, Rose. Satu-satunya pria untukku cuma Kean, apa Tante Tatianna menceritakan itu juga?"

          Gabriel Keanu Alexander. Sahabat Mikael. Rose mangangguk. "Iya."

          Keneisha menarik napasnya. "Aku, Kean, dan Mikael. We were best friends. Aku dan Kean memang punya cerita. Tapi Kean mencintaiku dengan caranya sendiri. He was a block of ice. Dia selalu bersikap antitesis dan mendorongku jauh-jauh karena dia pikir dengan begitu, dia membuatku bahagia. Sama sepertimu, Rose."

          Rose tertegun lalu Keneisha melanjutkan, "And then there's Mikael yang jutek dan galak—you know it." Keneisha tertawa kecil dan Rose ikut tersenyum malu-malu.

          "Mikael yang selalu kesal kalau Kean membuatku menangis. I always knew he cared about me. Tapi yang sudah kubilang, aku tidak bisa menyukainya. Aku juga tidak mengerti kenapa. Maybe we're just not meant to be," ucap Keneisha lagi.

          "Tapi apa kamu tidak ingin mencoba lagi, Ken?" 

          Melihat Rose yang sangat keras kepala, Keneisha tersenyum. Pantas saja Mikael menyukainya.

           "Untuk apa mencoba yang sudah jelas akan gagal? Lebih baik kita coba yang peluangnya lebih besar saja karena memang dasarnya sudah saling suka," kata Keneisha sambil mengangkat ibu jarinya. 

           "Keneisha, kalau maksudmu itu adalah aku dan Mikael, kamu salah. Dia tidak sungguh-sungguh menyukai atau bahkan mencintai aku. Dia hanya terlalu mengasihaniku—"

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang