Raeden Agratama melangkah di halaman rumahnya dengan kesal karena Alyssa Asmaralaya begitu marah dan berani menyuruhnya pulang dari rumah sakit. Bahkan Alyssa hampir menampar Raeden, tetapi pria itu berhasil mengelak.
"Kamu pulang sekarang atau aku panggil polisi?!" Raeden mengingat bentakan Alyssa sebelum ia masuk ke dalam Ferarri-nya.
"Aku kembali lagi besok Alyssa," kata Raeden setelah ia menyeringai dan tatapan Alyssa menjadi semakin tajam.
"Pulang, Brengsek!" Alyssa berteriak sampai beberapa pengunjung rumah sakit menatapnya.
Tentu saja Raeden akan kembali lagi. Malam ini mungkin ia kalah dengan Alyssa Asmaralaya yang ia pikir sangat berisik dan menyebalkan. Namun, besok Raeden yakin ia bisa menemui Rose kembali di rumah sakit atau menculiknya pulang kalau ia mau.
Raeden sedang memasuki foyer utama saat ia melihat ayahnya mendorong ibunya ke lantai di ruang tengah. Pria itu langsung berlari dan berjongkok di sebelah Raden Ajeng Myra Radhyasoewarno-Agrata yang baru saja menerima tamparan keras dari suaminya, Ronald Agrata.
"Mama, ini Raeden," kata Raeden sambil merengkuh ibunya. Myra terisak dalam pelukan Raeden sementara Ronald berkacak pinggang dengan mata menyala-nyala.
"Jangan di situ kamu, Raeden," perintah Ronald Agrata kepada anaknya.
"Aku akan menyingkir kalau Papa berhenti menyakiti Mama."
Ronald mendengkus. "Kamu melawan Papa sekarang, Raeden. Tidak cukup hanya Theron yang selalu menjadi pahlawan kesiangan dan berani menonjok Papa? Sekarang anak itu tidak lagi di rumah ini dan kamu ingin menggantikan posisinya?"
"Tidak, Pa. Aku tidak ingin melawan apalagi berkelahi dengan Papa. But Mama had enough," balas Raeden dan membantu Myra berdiri lalu membawanya duduk di sofa.
"No, she had not."
Raeden berdesah lelah. "Apa lagi kali ini, Pa?"
"Kamu tanya saja sendiri sama perempuan itu." Ronald mengendikkan dagunya ke arah istrinya.
"Ma," panggil Raeden kepada Myra.
"Om Altair masuk rumah sakit lagi, Raeden. Dia dapat serangan jantung tadi siang," Myra yang masih terlihat cantik walau pipinya memerah itu menyebutkan nama kakaknya lalu melanjutkan, "Mama tadi jenguk Mas Altair dan tidak sengaja pulang lebih dari jam malam. Mama terlambat lima belas menit karena ternyata malam ini jalanan cukup padat."
"Memangnya Angkasa tidak pulang ke Indonesia sampai Mama yang harus ke sana?"
"Angkasa baru akan sampai di Jakarta dari New York besok. Tidak mungkin Angkasa tidak pulang ketika ayahnya sakit, Raeden," jawab Myra tanpa berani menatap Ronald.
"Alasan kamu, Myra," kata Ronald dengan sinis.
Raeden berdecak lalu menatap ayahnya. "Pa, sudahlah, Mama tidak sengaja pulang terlambat."
"Apa kamu baru saja berkata sudahlah, Raeden?" Mata Ronald menyalang sebelum ia menarik kerah kemeja anaknya sehingga Raeden memejamkan mata ketika tubuhnya menabrak dinding.
"Ron, jangan—"
Myra mencoba menolong Raeden, tetapi Ronald memotongnya, "Kamu diam, Myra!"
"Raeden Agratama," Ronald menyipitkan mata lalu berkata, "Rasanya aku sudah berkali-kali mengatakan kalau ini semua aku lakukan karena aku mencoba melindungi keluargaku. Aku khawatir kepada Myra, tetapi dia sepertinya tidak mengerti itu dan aku memukulnya karena aku peduli, Raeden."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...